Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Usulan DKI Masih Rawan Musibah
Buffer Zone Plumpang Idealnya Minimal 500 M
Rabu, 8 Maret 2023 07:30 WIB
Sebelumnya
Ketua Komisi E DPRD DKI, Imam Satria mengapresiasi Pj Gubernur DKIJakarta, Heru Budi Hartono yang menginstruksikan seluruh jajarannya agar fokus menangani korban terdampak kebakaran.
“Dari sisi kemanusiaan, yang dilakukan DKI sudah bagus,” kata Imam Satria.
Namun, Imam meminta, penanganan korban tidak sebatas masa tanggap bencana selama tujuh hari ke depan saja. Namun, perlu dipikirkan penanganan jangka panjang demi keberlangsungan hidup para korban kebakaran.
Baca juga : DKI Pastikan Kebutuhan Dasar Korban Kebakaran Plumpang Terpenuhi
Pemprov DKI, lanjutnya, harus sigap mengantisipasi dampak masalah sosial seperti aksi sekelompok warga mengatasnamakan korban kebakaran di Rawa Badak Selatan yang melakukan aksi meminta sumbangan di jalanan.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat, Senin (6/3) pukul 06.00 WIB, jumlah pengungsi kebakaran Depo Plumpang sebanyak 214 orang. Rinciannya, 186 orang di Kantor PMI Jakarta Utara. Dan, 28 di RPTRA Rasela.
Plh Kepala Pelaksana BPBD DKI, M. Ridwan Ibrahim menuturkan, korban meninggal berjumlah 18 orang. Dan, sebanyak 37 orang sedang dalam penanganan tim medis di rumah sakit.
Baca juga : Pelayanan KRL Jabodetabek: Ratusan Ribu Penumpang Per Hari Bakal Telantar
“Pemprov DKI Jakarta terus bersinergi dengan berbagai pihak dalam penanganan kebakaran ini,” kata Ridwan.
Direktur Eksekutif Pusat Studi Perkotaan Nirwono Yoga menyebut, pembangunan Depo Pertamina di Plumpang sudah sesuai Rencana Induk Djakarta 1965-1985. Depo yang berjarak 5 kilometer (km) dari Pelabuhan Tanjung Priok itu, saat di bangun lokasinya masih tanah kosong dan rawa, sekarang dikenal Rawa Badak.
“Depo Plumpang (mesti) dipertahankan dan dilindungi sebagai fasilitas penting nasional,” kata Nirwono kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Baca juga : Scolani Tegaskan Messi Bisa Ikut Piala Dunia 2026
Keberadaan depo berskala besar ini, diceritakannya, memancing banyak orang datang membuat warung makan, tempat tinggal dan kos-kosan, untuk melayani pekerja.
“Perlahan tapi pasti membentuk permukiman ilegal dan legal yang memadati area ke arah depo dan sekitar,” ujarnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya