Dark/Light Mode

Tekan Polusi Udara Jakarta

DKI Gaet PLN Sulap Sampah Jadi Listrik

Senin, 12 Juni 2023 07:30 WIB
Penandatanganan perjanjian kerja sama pengelola sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) antara Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dengan Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis (8/6/2023). (Foto: Antara)
Penandatanganan perjanjian kerja sama pengelola sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) antara Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dengan Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis (8/6/2023). (Foto: Antara)

 Sebelumnya 
Hal itu telah dilakukan dengan berbagai inisiatif, misalnya PLN sudah membuat roadmap untuk beralih ke energi hijau sesuai Rencana Usaha Penye­diaan Tenaga Listrik (RUPTL). Adapun, targetnya adalah 51,6 persen tambahan pembangkit berbasis EBT atau sekitar 20,9 gigawatt (GW) hingga 2030. Termasuk menggunakan BBJP dari hasil pengolahan sampah sebagai co-firing PLTU.

Darmawan memastikan, BBJP bagian dari EBT karena nol emi­si. “Secara prinsip, kami ingin memastikan kehidupan generasi masa depan lebih baik lagi. Salah satu yang dilakukan saat ini ada­lah dengan mengatasi pemanasan global atau efek rumah kaca melalui transisi energi dari fosil ke EBT,” jelas Darmawan.

Baca juga : Targetkan 1 Juta Barel Per Tahun, Ini Program Jitu Lemigas

Untuk diketahui, BBJP adalah bahan bakar yang berasal dari sampah yang telah melalui proses pemilahan dan homogenisasi menjadi ukuran butiran kecil atau dibentuk menjadi pelet yang da­pat digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil. Selanjutnya, BBJP ini akan digunakan untuk co-firing biomassa pada PLTU.

Co-firing adalah proses pemba­karan pada PLTU dengan menggunakan batubara dan campuran bahan bakar biomassa pada waktu bersamaan dengan rasio tertentu. Dengan begitu, bahan bakar yang diperlukan oleh PLTU akan lebih ekonomis dan ramah lingkungan karena mencampurkan batu bara dengan BBJP.

Baca juga : Pemprov DKI Gandeng PLN Olah Sampah Jadi Bahan Bakar PLTU

Darmawan menjelaskan, untuk memproduksi 1 ton BBJP diper­lukan 3 ton sampah. Dalam satu hari, PLN membutuhkan 1.000 ton BBJP sehingga Pemprov DKI bisa mengolah 3.000 ton sampah setiap hari. BBJP nantinya akan digunakan untuk memasok kebu­tuhan di PLTU Lontar, Suralaya, Labuan, Pelabuhan Ratu dan Indramayu.

Dia bilang, selain mengurangi volume sampah yang tertimbun, BBJP bisa mengurangi emisi kar­bon. Sebab, sampah yang berada di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) mengeluarkan emisi tersendiri. Sedangkan ketika diubah men­jadi biomassa co-firing, sampah justru berperan dalam mengurangi emisi karbon di PLTU.

Baca juga : Kowarteg Dukung Ganjar Gelar Pelatihan Pembuatan Kue Di Nganjuk

“BBJP ini merupakan teknolo­gi daur ulang. Andaikan tidak didaur ulang pun emisi sampah akan dilepas ke atmosfer. Jadi lebih baik kita jadikan biomassa yang bisa menekan emisi karbon di PLTU,” jelas Darmawan.

Darmawan mengungkapkan, pada 2022 PLN mampu menekan emisi karbon hingga 580 ribu ton lewat teknologi co-firing ini. Tahun ini, PLN menargetkan pengurangan emisi hingga 860 ribu ton dan 10 juta ton pengu­rangan emisi pada tahun 2030 mendatang.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.