Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
RM.id Rakyat Merdeka - Sistem penanggulangan banjir di Jakarta kedodoran alias belum efektif. Sebab, masih banyak wilayah yang terendam banjir saat diguyur hujan ekstrem.
Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta mengklaim sudah melakukan berbagai upaya untuk mencegah banjir. Mulai dari pembangunan fasilitas serta melakukan aksi nyata pencegahan banjir. Namun begitu hujan, Jakarta tetap kebanjiran.
Seperti hujan pada Jumat (22/3/2024), sejumlah wilayah dan jalan di Jakarta terendam banjir. Bahkan ada beberapa wilayah yang masih tergenang hingga Sabtu (23/3/2024). Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas SDA DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum menyebut, banjir tersebut terjadi akibat curah hujan yang cukup tinggi dan dalam waktu yang cukup lama.
Terpantau curah hujan ekstrem terjadi di Semanan, Jakarta Barat, dengan intensitas 212 milimeter (mm)/hari dan di Pompa Tanjungan, Jakarta Utara, dengan intensitas 208 mm/hari.
Baca juga : Diserang Virus, Tim Garuda Tetap Pede
Ika mengatakan, pihaknya sudah menyiagakan satuan tugas (satgas) dan sarana prasarana dalam menanggulangi banjir, seperti pompa baik stationary maupun mobile.
Pompa stasioner digunakan untuk membantu mengalirkan air di wilayah yang mengalami penurunan muka tanah. Sementara pompa mobile digunakan untuk menangani genangan di berbagai lokasi yang sulit dijangkau oleh pompa stasioner.
Ika bilang, berbagai cara telah diupayakan dan disinergikan untuk mengantisipasi dan meminimalkan genangan. Mulai dari pembangunan dan penguatan infrastruktur pengendali banjir seperti waduk, perkuatan tanggul, sistem polder dan peningkatan kapasitas drainase kawasan.
“Dinas SDA DKI Jakarta juga aktif mengoptimalkan operasional sarana dan prasarana seperti rumah pompa, pintu air dan peralatan berat lainnya,” kata Ika, Jumat (22/3/2024).
Baca juga : Lanny/Ribka Sukses Bawa Gelar Perdana
Berdasarkan data per 15 Maret 2024, Dinas SDA DKI Jakarta telah menyiapkan 580 unit pompa stasioner, 557 unit pompa mobile dan 845 pintu air yang tersebar di berbagai lokasi strategis. Kemudian, 254 unit alat berat, 460 unit dump truck, dan pasukan biru sebanyak 4.226 personel yang siap siaga hadapi dampak musim hujan. SDA juga menjaga kualitas operasional dengan melakukan perawatan rutin pada pompa-pompa tersebut.
Diungkapkan Ika, infrastruktur pengendali banjir di Jakarta dirancang untuk menanggulangi curah hujan ekstrem dengan batas 150 mm/hari untuk infrastruktur makro dan 100 mm/hari untuk infrastruktur mikro.
Untuk itu, pihaknya rutin melakukan pengerukan sendimen di kali, waduk dan saluran air, sehingga kapasitas saluran tetap optimal dalam menampung air guna meminimalkan terjadinya genangan saat musim hujan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat total genangan dari Jumat (22/3/2024) pagi sampai Sabtu (23/3/2024) pukul 08.00 WIB, terjadi di 55 RT (Rukun Tetangga) dan 30 ruas jalan. Hingga Sabtu (23/3/2024) pagi, ada sembilan RT yang masih terjadi genangan.
Baca juga : Dua Hakim Agung Diminta Hadiri Pemeriksaan
“Alhamdulillah berkat sinergi dari sejumlah perangkat daerah, titik genangan di Jakarta bisa berkurang drastis pada Sabtu (23/3/2024) pagi ini,” kata Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Berdasarkan grafik yang telah dibuat dari data yang dihimpun BPBD DKI Jakarta, jumlah RT terdampak banjir tertinggi terjadi pada hari Jumat (22/3), pukul 18.00 WIB, sebanyak 39 RT terdampak. Namun, dalam waktu enam jam, jumlah RT terdampak sudah berkurang sepertiganya, yaitu tinggal 13 RT.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya