Dark/Light Mode

Kemenkes Diminta Jangan Abai Gizi Buruk

Minggu, 14 Juni 2020 14:58 WIB
Pemerintah harus memperhatikan gizi anak di masa pandemi
Pemerintah harus memperhatikan gizi anak di masa pandemi

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) diminta tidak mengabaikan masalah gizi anak Indonesia di tengah pandemi Covid-19. 

Tingginya jumlah kematian anak yang terpapar corona virus diduga karena faktor penyerta, salah satunya adalah status gizi anak Indonesia yang buruk. 

Berdasarkan data Kemenkes, hingga akhir Mei lalu, terdapat 1.851 kasus Covid-19 pada anak berusia kurang dari 18 tahun. Dari jumlah itu, terdapat 29 kasus kematian akibat corona pada anak yang dilaporkan.

"Para pejabat yang menangani masalah gizi anak di Indonesia harus ikut bertanggung jawab terhadap tingginya angka kematian anak akibat Covid-19 karena masalah gizi buruk anak Indonesia dianggap menjadi salah satu faktor penyerta yang meningkatkan resiko kematian ini," ujar pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio di Jakarta, Minggu (14/06). 

Baca juga : Kementan Tingkatkan Produksi Pangan Lewat Optimasi Lahan

"Pejabat-pejabat di Kemenkes yang menangani gizi anak tidak boleh bersikap santai dan harus memiliki ‘sense of crisis’. Karena jika tidak, maka akan banyak lagi anak anak yang beresiko meninggal ketika terpapar Covid-19," imbuhnya. 

Pemerintah menargetkan, pada 2024 angka prevalensi stunting turun menjadi 14 persen. Namun angka ini mungkin saja akan sulit tercapai dengan kondisi seperti saat ini, mengingat Posyandu dan tenaga kesehatan di Puskesmas, tidak beroperasi dampak dari Covid-19. 

Agus menambahkan, dengan berhentinya aktivitas Posyandu karena pandemi Covid-19, maka pemantauan gizi anak menjadi terganggu. 

Dia pun meminta Kemenkes sebagai otoritas kesehatan di Indonesia untuk membuat terobosan. Dibutuhkan modifikasi strategi kebijakan yang dapat diimplementasikan di tingkat daerah. 

Baca juga : Pemerintah Harus Gunakan Analisa Risiko Untuk Prioritas Stimulus

"Tidak cukup pantauan dilakukan melalui whatsapp group seperti yang dilakukan saat ini oleh otoritas kesehatan," tutur Agus.

Dia menyatakan, kebijakan pencegahan stunting harus dikawal dan dilakukan mulai pusat sampai daerah melalui kebijakan yang jelas, terkoordinasi dan mudah diimplementasikan. 

"Walau Kemenkes sedang disibukkan dengan upaya mengatasi pandemi Covid-19 ini, namun para pejabat yang bertanggung jawab untuk mengatasi masalah gizi anak ini harus tetap bekerja dan jangan terseret ke urusan yang bukan tugas pokoknya," tegasnya. 

Sebelumnya, Juru bicara Covid-19, Achmad Yurianto mengamini, tingginya angka kematian anak akibat virus corona disebabkan oleh faktor-faktor yang mendasarinya. Khususnya, kekurangan gizi, anemia dan fasilitas kesehatan anak yang tidak memadai. 

Baca juga : Ganjar Bersinar Puan Meredup

"Covid-19 membuktikan bahwa kita harus berjuang melawan malnutrisi," ujar Yurianto. 

Anak-anak Indonesia, kata pria yang akrab disapa Yuri itu, terperangkap dalam lingkaran setan, yakni siklus kekurangan gizi dan anemia yang meningkatkan kerentanan mereka terhadap virus corona. 

Sebelumnya Presiden Jokowi juga berkali kali mengingatkan seluruh jajaran menteri terkait untuk tidak melupakan ancaman stunting dan penyakit lainnya yang juga mewabah di tengah masyarakat meski kini pemerintah masih fokus menangani pandemi virus corona (Covid-19).  [OKT]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.