Dark/Light Mode

Penularan Corona Makin Merajalela

Pasar Tradisional Apa Perlu Ditutup Selama 14 Hari?

Jumat, 26 Juni 2020 06:05 WIB
Pasar Kebayoran Lama sepi saat ditutup pada 18-20 Juni setelah 14 pedagang dinyatakan positif Covid-19.
Pasar Kebayoran Lama sepi saat ditutup pada 18-20 Juni setelah 14 pedagang dinyatakan positif Covid-19.

 Sebelumnya 
Abaikan Tes Massal
    
Rapid test maupun swab test sedang gencar dilakukan di seluruh pasar tradisional di Jakarta. Teranyar ada di tiga pasar. Yakni Pasar Gembrong di Cempaka Putih, Pasar Gardu di Kemayoran, dan Pasar Tanah Abang Blok F menggelar tes massal. Jumlah pedagang yang dites antara 50 sampai 100 orang setiap pasar.
     

Anehnya, di Pasar Gembrong, para pedagang memilih tutup usai mendengar informasi ada penyelenggaraan tes Covid-19, Rabu (24/6) lalu. 
       

Berdasarkan pantauan Rakyat Merdeka, pedagang di Pasar Gembrong memilih menutup lapaknya menghindari tes corona yang diselenggarakan Puskesmas Cempaka Putih. Baik pedagang di los maupun kios rolling door. Padahal, sebelum informasi akan ada tes corona ini menyebar, pasar masih ramai. Pedagang bahkan beraktivitas tanpa aturan ganjil-genap.
     

Kepala Pasar Gembrong, Delita Purba menyayangkan pedagang yang menutup kios agar tidak diperiksa. Padahal, pihaknya akan terus mengejar para pedagang  sampai dites corona. 
      

"Pedagang kelimpungan dapat info ada pemeriksaan swab test ini. Bisa dilihat sendiri seperti apa banyaknya kios yang tutup. Kita akan terus panggil mereka. Hari ini menghindar, besoknya kita paksa ikut pengetesan," katanya.
      

Kepala Puskesmas Cempaka Putih, Dicky Alsadik menargetkan, seluruh pedagang di pasar ini akan ikut tes. Pada tes yang lalu, hanya  80 pedagang yang datang ke pasar dan ikut tes corona. "Target kami semua, total seluruh pedagang  294 orang," tandasnya.
      

Baca juga : Tes PCR Di Pasar Tradisional Mesti Digencarkan

Puskesmas Cempaka Putih bersama pengelola Pasar Gembrong telah berkoordinasi menyiapkan tes susulan. Supaya tak pedagang tak kabur, pihaknya akan diam-diam menggelar tes. 
    

"Kami akan mendadak saja. Tak dikasih tahu jadwalnya, tiba-tiba gelar saja," tandasnya.

                                              
Nunggu Hasil Tes
      
Direktur Utama PD Pasar Jaya, Arief Nasrudin menyebutkan, yang telah menjalani tes Covid-19 sebanyak 46 pasar tradisional.  Tercatat 15 pasar yang dikategorikan terpapar Covid-19 dan sembilan pasar  kategori negatif. Sedangkan 22 pasar tradisional  yang lain masih menunggu hasil tes Covid-19.  
    

Untuk pasar tradisional yang positif terpapar Covid-19, ditutup selama tiga hari dan disemprot disinfektan.
      

"Berdasar data PD Pasar Jaya terakhir, total pedagang di DKI Jakarta yang positif Covid-19  sebanyak 105 orang. Pedagang langsung diisolasi,’’ ungkapnya. 
    

Dia mengimbau agar pedagang disiplin menerapkan protokol kesehatan. Begitu juga patuh kebijakan ganjil genap kios untuk membatasi jumlah orang di pasar.

Baca juga : Pasangan Calon Diminta Kompak Melawan Hoaks

                                        
80 Persen Kumuh  
      
Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta, Prabowo Soenirman mengungkapkan, buruknya pengelolaan kebersihan pasar tradisional jadi penyebab terjadi klaster baru penularan Covid-19 di pasar. 
        

Penularan dapat dikendalikan, lanjutnya,  jika kebersihan dijaga. Ini  salah satu bagian protokol kesehatan Covid-19. 
  

“Pasar tradisional di Jakarta, 80 persen kumuh, tidak terawat, dan kotor," kata Prabowo kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
       

Prabowo mengaku telah beberapa kali menginspeksi sejumlah pasar. Seperti Pasar Palmerah, Pasar Induk Kramat Jati, dan Pasar Pulogadung. 
     

Dia menilai, ada salah kelola dan pengawasan minim. Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Jaya selaku pengelola pasar tradisional di Jakarta, dinilai gagal bertugas dengan baik. 

      

Baca juga : Begini Aturan New Normal di Pusat Perbelanjaan dan Pasar Tradisional

"Saya cek hampir minim diterapkan protokol kesehatan. Misalnya Pasar Inpres Pondok Bambu, Jakarta Timur, orang keluar masuk tanpa masker. Dibiarkan saja. Pasarnya juga kotor. Jaga kebersihan pasar saja enggak bisa. Gubernur dan Wagub sudah tinjau ke lapangan. Direksi Pasar Jaya harus rutin tinjau atau turun ke lapangan juga," tegas bekas Direktur Utama Perumda Pasar Jaya ini.
       

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo) Joko Setiyanto menyakinkan, selain edukasi petugas kepada penjual dan pembeli di pasar tradisional, pengelola juga akan mempertegas peraturan.     
       

Namun, dia mengaku, menertibkan dan mengontrol pedagang dan pembeli di pasar tradisional tak mudah. Sebab, jumlah pedagang dan pembeli itu ribuan. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.