Dark/Light Mode

Ada Pedagang Kena Corona, Tapi Pasar Tidak Ditutup

Pemprov DKI Kenapa Istimewakan Tanah Abang?

Jumat, 3 Juli 2020 07:45 WIB
Pasar Blok A Tanah Abang
Pasar Blok A Tanah Abang

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemprov DKI Jakarta terlihat mengistimewakan pedagang Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Meski seorang pedagang di sini ada yang kena corona, tapi aktivitas pasar tetap berjalan. Perlakuan Pemprov kok beda sekali dengan pasar-pasar lain. 

Sebelumnya, puluhan pasar tradisional ditutup setelah ada pedagang yang positif mengidap virus yang mematikan itu. Tidak boleh seorang pedagang pun berjualan.  
      
Misalnya, Pasar Kemiri, Kembangan Utara, Jakarta Barat.  Usai seorang pedagang dinyatakan positif corona, seluruh pedagang tidak boleh berjualan sejak  Rabu (1/7) hingga Jumat (3/7). Bahkan pedagang di depan pasar dan di gang-gang pun ditutup.  
     
Sedangkan di Pasar Abang, yang ditutup hanya sekitar toko yang pedagangnya dinyatakan positif saja. “Seharusnya beri sanksi secara sama dong. Jangan dapat keistimewaan seperti pedagang  Pasar Tanah Abang. Tujuan penutupan itu kan biar virusnya dimatikan dulu. Ini demi keselamatan bersama,’’ ujar Linda, warga Jakarta Pusat, kemarin.
    
Di Pasar Tanah Abang ditemukan enam  orang positif Covid-19 berdasarkan swab test. Hasil ini diketahui setelah Puskesmas Kecamatan Tanah Abang menggelar serangkaian tes massal Covid-19 di area pasar, Selasa (23/6).
      

Dari enam orang ini, tidak semuanya merupakan pedagang pasar. Mereka adalah, karyawan dari Cengkareng satu orang, pedagang blok A dan Blok B masing-masing satu orang, karyawan swasta Blok A satu orang, dan karyawan Blok B dua orang.  
      

Namun hanya sejumlah kios di Blok A dan Blok B yang ditutup. Padahal, seharusnya seluruh  Pasar Tanah Abang itu ditutup selama tiga hari. Seperti Pasar Pusat Grosir Mode Tanah Abang (PGMTA), Pasar Metro Tanah Abang (PMTA), Pasar Central Tanah Abang (CTA), serta Pasar Blok A dan Blok B Tanah Abang.   
      

Berdasarkan pantauan Rakyat Merdeka, sejumlah blok di pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ini tetap buka. Misalnya di Blok A, pedagang dan pembeli bertransaksi seperti biasanya. 
       

Kebanyakan  nampak mematuhi aturan, pakai masker. Soal jaga jarak antar pembeli dan pedagang, sudah lumayan. Tak nampak kerumunan dan berdesakan. Sejumlah kuli panggul berkaos seragam hijau juga nampak duduk-duduk bersandar di pagar pengaman dan di tangga. 
      

Baca juga : Menang di Kasus Pulau H, Pemprov DKI Kini Hadapi Gugatan Pulau F, I dan M

Pasar cenderung sepi. Pedagang pun mengeluh. Dampak pandemi Covid-19 amat terasa. Omzet pedagang anjlok drastis. Apalagi saat musim puasa dan lebaran lalu. Hancur lebur karena pasar tutup full. 
     

"Udah jarang yang datang langsung, apalagi corona begini. Makanya mau nggak mau harus buka untuk nutup rugi kemarin," ujar Uni, pedagang baju Muslim di blok ini.
      

Untuk menyiasatinya, dia jualan dagangannya melalui aplikasi online. Ini untuk nambah-nambah penjualan. Apalagi jumlah pembeli  turun  saat masak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). 
    

“Tapi masih mending buka, daripada waktu puasa dan Lebaran kemarin, tutup total. Kalau ada yang positif, yang ditutup kios terdekat sajalah, jangan semuanya," saran Umi.

                                                      
Dipasang Pita
           
Kios yang ditutup tiga hari itu hanya   sebagian  yang ditandai garis pita kuning hitam, tanda dilarang melintas. Di sinilah seorang pedagang  di  Blok A, tepatnya di lantai 9,   terpapar corona. Tak ada yang berani melintas garis batas ini.
    

Hal sama terlihat di Blok B yang seorang pedagangnya terpapar virus corona.  Di sini, pedagang dan penjual masih bertransaksi seperti biasanya. Kios yang ditutup terletak di lantai satu dan lima, yang merupakan lokasi pedagang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Sekitar tujuh kios dipasang pita pembatas kuning hitam. Supaya pengunjung tidak dapat melintas. Sejak Rabu (1/7) pagi, kios-kios ini ditutup dan diberi tali pembatas. 
     

Baca juga : Dua Pedagang Positif Covid, Pasar Blok A dan Blok B Tanah Abang Dibius Lokal

"Alhamdulillah yang ditutup tetangga kios yang positif saja, nggak seluruhnya. Masa baru buka berapa minggu, harus tutup lagi," kata Lia, pedagang pakaian di Blok B.
     

Dua blok pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara itu baru kembali dibuka pada 15 Juni 2020 karena dilarang beroperasi selama PSBB di Jakarta. 
     

"Nggak terlalu khawatir meski ada yang positif. Yang penting kan pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, dan ikutin aturan. Intinya yang nggak positif, ya dibolehin jualan deh," curhatnya.

                                          
Tutup 10 Hari
       
Pengelola Pasar Tanah Abang Blok A, Indiarto Tanumihardja mengungkapkan, penutupan kios berdasarkan zonasi sudah mulai diterapkan sejak Rabu (1/7) lalu. 
       
Sebelum ditutup, pihaknya telah mensterilisasi area lokasi kios pedagang yang  positif Covid-19. Pada jarak sekitar tiga kios dari kios pedagang yang positif juga sudah disemprot disinfektan.
     
Menurut Indiarto, penutupan zonasi kios Blok A ini dilakukan 10 hari ke depan bagi kios yang pedagangnya positif Covid-19. 
     

"Jadi penutupan tidak kami lakukan semuanya, hanya berdasarkan zonasi. Itu kita tutup 10 hari sesuai permintaan dari yang punya kios yang positif. Untuk kiri kanannya ditutup tiga hari," kata Indiarto.
      
 
Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, Arief Nasrudin menerangkan, yang ditutup hanya sebagian kios yang terdeteksi sebagai tempat penularan virus corona. 
     
Selama kios ini ditutup, Pasar Tanah Abang masih tetap akan beroperasi seperti biasa. Keputusan ini diambil melalui rapat pimpinan yang juga dihadiri Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, di Balai Kota, Selasa (30/6) lalu.
       

"Penutupan secara parsial dengan zonasi. Artinya, penutupan dilakukan hanya di kios pedagang yang memang terpapar Covid-19. Istilahnya bius lokal. Jadi tokonya nih, radiusnya berapa jarak, itu yang ditutup police line," ujar Arief.  
      

Baca juga : Satu Pedagang Kena Corona, Pasar Becek Pondok Labu Ditutup 3 Hari

Penutupan secara zonasi ini, lanjut Arief, merupakan langkah yang tepat. Sebab,   dampak penutupan  tidak akan terlalu besar. Apalagi masih banyak pedagang yang tidak terpapar Covid-19 yang nyari nafkah di Pasar Tanah Abang. Yang penting dampak ekonomi dan kesehatan dapat tetap dijaga.

     

Dia berjanji akan menambah sarana dan prasarana serta  meningkatkan pengawasan penerapan protokol kesehatan. Tujuannya  agar dapat mencegah terjadinya kembali penularan Covid-19 di  Blok A dan Blok B Pasar Tanah Abang.
    

"Kita menambah wastafel, termogun dan lainnya. Saya meminta juga kesadaran seluruh pihak di Pasar Tanah Abang untuk menjalankan protokol kesehatan dengan konsekuen dan disiplin," tandasnya. [FAQ]


 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.