Dark/Light Mode

Bantu Siswa Yang Tak Punya Kuota Internet

Pemprov DKI Diminta Siapkan Wifi Gratis Di Tiap RT

Sabtu, 1 Agustus 2020 08:06 WIB
Tampak seorang siswa sedang belajar di rumah (Pembelajaran Jarak Jauh) di musim pandemi covid ini. (Foto: Tedy O.Kroen/RM)
Tampak seorang siswa sedang belajar di rumah (Pembelajaran Jarak Jauh) di musim pandemi covid ini. (Foto: Tedy O.Kroen/RM)

 Sebelumnya 
Berdasarkan pengamatannya, kebutuhan kuota justru menjadi masalah baru bagi sebagian siswa. Sebab, tak semua orangtua mampu menyediakan paket internet untuk anaknya belajar daring di rumah. Terlebih kondisi perekonomian di Jakarta kini tengah terpuruk imbas pandemi Covid-19.

“Ini menjadi persoalan baru, karena sekarang masyarakat itu susah ekonominya. Tetapi, ada tuntutan daring sekolah anaknya dan harus beli paket setiap hari,” tuturnya.

Lukmanul mengaku bakal mengusulkan hal ini pada rapat resmi kerja Komisi A bersama Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfotik) DKI Jakarta.

Baca juga : Antisipasi Penumpang Membludak, Pemprov DKI Siapkan Bus Cadangan

Berikan Paket Khusus

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, saat serial webinar RM Insight “Resep Sembuhkan Ibu Kota dari Corona” mengakui, ada kendala dalam melaksanakan belajar daring dari rumah. Antara lain kuota dan pulsa bagi siswa yang dinilai memberatkan orangtua.

Anies tengah merancang, provider telekomunikasi untuk memberi bantuan khusus selama pembelajaran daring yang belum diketahui hingga kapan akan dilaksanakan ini.

Baca juga : Antisipasi Dampak Kemarau Di Sumatera, Kementan Siapkan Sejumlah Strategi

“Kami di DKI, sudah membahas agar provider memberikan paket khusus bagi pembelajaran daring. Agar tidak jadi beban ekstra untuk keluarga. Kami un dang sektor privat, maupun jasa dan layanan, saya tak pernah minta sumbangan. Saya minta Anda bayar balik. Sudah banyak anda ambil dari Jakarta,” papar Anies saat serial webinar RM Insight yang ditayangkan streaming di seluruh kanal media sosial Rakyat Merdeka, Sabtu (25/7) .

Dia yakin, beban ekonomi rumah tangga akan berkurang jika ada paket khusus untuk pem belajaran daring ini. Sebab, saat ini masih sangat rawan jika pembelajaran tatap muka di paksakan diterapkan di tengah pandemi Covid-19.

“Di Indonesia, ada 1.300 anak yang positif Covid-19, 38 meninggal. Di bawah 9 tahun resikonya paling tinggi. Kalau anak keluar rumah, risiko tertular masih tinggi,” sebutnya.

Baca juga : Agar Antrean KRL Makin Ambyar, Perum PPD Ikut Siapkan Bus Gratis

Anies mengimbau warga DKI Jakarta khususnya, dan seluruh masyarakat Indonesia untuk menyebarkan optimisme. Dia pun menceritakan perjuangan panjang bangsa Indonesia selama dan setelah merdeka.

“Kalau baca sejarah. Tahun 1945 merdeka, tapi perang nggak kelar sampai tahun 1949. Bangsa ini tangguh, rakyat kita disuruh setor nyawa, siap. Dulu perang panjang dan rumit, sanggup. Bangkitkan masyarakat, jangan ngelokro. Pandemi ini hal kecil. Saya merasa, ini pesan bahwa kita bangsa tangguh, bukan bangsa yang loyo,” tegas Anies berapi-api. [MRA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.