Dark/Light Mode

BMKG : April Mendatang, Masuk Musim Kemarau

Kamis, 7 Maret 2019 11:46 WIB
Konferensi pers Prakiraan Musim Kemarau 2019 di Media Center BMKG,Jakarta, Rabu (6/3). (Foto: Humas BMKG).
Konferensi pers Prakiraan Musim Kemarau 2019 di Media Center BMKG,Jakarta, Rabu (6/3). (Foto: Humas BMKG).

RM.id  Rakyat Merdeka - Berdasarkan pemantauan perkembangan musim hujan hingga yang dilakukan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hingga akhir Februari 2019, seluruh wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan. Sebagian wilayah baru akan memasuki musim kemarau pada April mendatang.

Hal ini disampaikan Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Herizal di hadapan wartawan pada saat jumpa pers Prakiraan Musim Kemarau 2019 di Media Center BMKG, Rabu (6/3). “El-Nino kategori lemah, berlangsung di Samudra Pasifik Ekuator, Samudera Hindia dalam kondisi Netral. El-Nino kategori lemah ini ditandai oleh kondisi lebih panasnya suhu muka laut di wilayah Pasifik ekuator bagian tengah berada pada kisaran 0.5 – 1C di atas normalnya sejak Oktober 2018, diikuti oleh melemahnya Sirkulasi Walker (Angin Pasat Samudra Pasifik Tropis) dari kondisi normalnya. Kondisi El-Nino lemah diprediksi bertahan hingga Juni – Juli 2019, dan berpeluang melemah 50 persen setelah pertengahan tahun,” tambah Herizal.

Baca juga : Komjen M Iriawan Masuk Bursa Calon Ketum PSSI

Dijelaskan, dari hasil pemantauan, tidak terdapat indikasi kejadian anomali iklim Samudra Hindia, IOD (Indian Ocean Dipole). Status netral diprediksi hingga pertengahan tahun 2019. Pada periode Maret-April-Mei, yang mana pada umumnya dampak El-Nino tidak seragam di Indonesia, peralihan musim hujan menuju musim kemarau dimungkinkan tidak dipengaruhi banyak hal.

Terkait awal musim kemarau 2019, Herizal memaparkan bahwa datangnya musim kemarau, sangat berkaitan erat dengan peralihan angin Baratan (Monsun Asia) menjadi angin Timuran (Monsun Australia). Peralihan peredaran angin monsun itu akan dimulai dari wilayah Nusa Tenggara pada Maret 2019, lalu wilayah Bali dan Jawa pada April 2019, kemudian sebagian wilayah Kalimantan dan Sulawesi pada Mei 2019. Dan akhirnya, Monsun Australia sepenuhnya dominan di wilayah Indonesia pada bulan Juni hingga Agustus 2019.

Baca juga : Wartawan Dilarang Liput Makan Malam Kim-Trump

Mengingat El-Nino Lemah dan IOD tidak akan banyak memengaruhi peralihan musim kali ini, maka musim kemarau nanti diperkirakan akan lebih banyak dipengaruhi oleh kekuatan Monsun Australia, dan gangguan cuaca berupa gelombang atmosfer tropis skala sub-musiman yaitu MJO (madden julian oscillation).

Dari total 342 Zona Musim (ZOM) di Indonesia, sebanyak 79 ZOM (23,1 persen) diprediksi akan mengawali musim kemarau pada April 2019 yaitu di sebagian wilayah Nusa Tenggara, Bali dan Jawa.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.