Dark/Light Mode

Ingin Pastikan Warga Cideng Tetap Jaga Jarak

Pemerintah Pisah Lokasi Pengungsian Kebakaran

Senin, 9 November 2020 05:40 WIB
Kebakaran di Cideng yang terjadi di Jalan Tanjung Selor, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (7/11) sore. (Foto : twitter@damkar_jakpus)
Kebakaran di Cideng yang terjadi di Jalan Tanjung Selor, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (7/11) sore. (Foto : twitter@damkar_jakpus)

 Sebelumnya 
Siapkan Hotel Atau Wisma

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Sabdo Kurnianto menyatakan, pihaknya terus melakukan persiapan untuk antisipasi bencana di ibukota. Salah satunya mempersiapkan tempat pengungsian berdasarkan protokol kesehatan Covid-19.

“Kita sudah minta kepada para walikota untuk menyiapkan lokasi pengungsian yang lebih banyak. Kalau bisa hotel bintang satu dan dua, atau wisma,” ungkap Sabdo, dalam video YouTube Pemprov DKI Jakarta, Jumat (6/11) lalu.

Baca juga : Daging Anjing Bukan Produk Pangan, Pemerintah Awasi Peredarannya

langkah itu dilakukan, lanjut Sabdo, mengikuti arahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang inginkan pengungsi mendapatkan lokasi yang nyaman saat pandemi Covid-19. Sabdo menyakinkan, tidak akan menyekat pengungsi dalam ruangan yang sama untuk meminimalisir penyebaran Covid-19. Para pengungsi akan dipisahkan setiap keluarga.

“Intinya kita berupaya memanusiakan mereka. Kalau bisa memang mereka masing-masing menempati satu kamar. Saya kira itu lebih baik,” jelasnya.

Sosialisasi Kasus Bahaya Kebakaran

Baca juga : Warga DKI Setengah Hati Patuhi Protokol Kesehatan

Kasus kebakaran di Jakarta Barat sejak Januari hingga Oktober 2020 terjadi sebanyak 281 kasus. Sedangkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 348 kasus kebakaran. “Artinya menurun 67 kasus dibanding tahun lalu,” kata Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Suku Dinas (Sudin) Gulkarmat Jakarta Barat, Eko Sumarno, di Jakarta.

Dia menilai, penurunan kasus karena pandemi Covid-19. Warga lebih banyak di rumah. Sehingga kebakaran minim. Kebakaran paling banyak pada Juli, yakni 42 kasus. Disusul Juni dan Agustus, masing￾masing sebanyak 39 kasus.

Wilayah yang paling banyak kebakaran adalah Cengkareng dengan 49 kasus, disusul Kalideres 46 kasus, serta Kembangan ada 45 kasus. Pemukiman padat penduduk menjadi obyek yang dominan terjadi kebakaran, jumlahnya se￾banyak 87 kasus.

Baca juga : Imbas Pemadaman Listrik Di Jakarta, MRT Pulihkan Penurunan Tegangan

Mayoritas ke￾bakaran disebabkan arus pendek listrik 168 kasus, disusul akibat kelalaian dari sumber api yakni kompor maupun rokok. Dari 281 kasus kebakaran itu, ada dua korban jiwa dan 13 korban luka. Total perkiraan kerugian mencapai Rp 46,32 miliar.

Ditegaskannya, pihaknya dan jajaran Sudin Gulkarmat terus menyosialisasikan bahaya dan cara pencegahan kebakaran kepada warga. Setiap hari, petugas Sudin Gulkarmat tiap-tiap sektor memberikan sosialisasi baik ke permukiman, perkantoran, maupun komunitas.

“Sambil sosialisasi pencegahan pandemi Covid-19. Sejak awal kami juga menyemprot jalanan dengan disinfektan sudah 2.755 titik telah disemprot,” pungkasnya.[FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.