Dark/Light Mode

Rommy, Ketum Partai Milenial Jebolan ITB Yang Akhirnya Pakai Rompi Oranye

Minggu, 17 Maret 2019 09:51 WIB
M Romahurmuziy alias Rommy (Foto: Sahabat Romahurmuziy)
M Romahurmuziy alias Rommy (Foto: Sahabat Romahurmuziy)

 Sebelumnya 
Gen politik yang mengalir dalam diri Rommy memang sangat kuat. Mungkin itu sebabnya, meski sempat berkarier di beberapa perusahaan dan menjadi dosen Universitas Gadjah Mada (UGM), Rommy lebih memilih jalur politik. Sempat bergabung dengan Garda Bangsa di bawah naungan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Rommy memantapkan diri pada PPP, melanjutkan kiprah ibunda. 

Bisa dibilang, talent scouter dalam karier politik Rommy di Tanah Air adalah Suryadharma Ali, Menteri Negara Koperasi & UKM dalam periode pertama pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2004-2009. Ketika itu, Rommy jadi staf khususnya. 

Tahun 2007, seperti ditulis Hanta Yuda AR dalam Jejak Para Pemimpin (2014), Suryadharma Ali terpilih sebagai Ketua Umum PPP untuk menggantikan Hamzah Haz. Karier politik Rommy pun ikut naik. Ia menempati posisi Wakil Sekjen DPP PPP.

Sejak 2009, Rommy menjabat sebagai Sekretaris Fraksi PPP di DPR-RI. Dalam Muktamar VII PPP tahun 2011, ia terpilih sebagai Sekjen DPP partai politik pimpinan Suryadharma Ali ini. Kariernya sebagai wakil rakyat terus meningkat.

Baca juga : Milenial Itu Ciptakan Lapangan Kerja, Bukan Cari Kerja

Terhitung 30 Mei 2011, Rommy didaulat menjadi Ketua Komisi IV DPR-RI yang membidangi masalah pertanian, perkebunan, kehutanan, pangan, kelautan, hingga perikanan. Di parlemen, Rommy juga pernah masuk jajaran anggota Badan Anggaran DPR, serta anggota Komisi III dan XI DPR-RI.

Pertengahan tahun 2014, Suryadharma Ali ditetapkan tersangka oleh KPK dalam kasus korupsi dana haji. SDA yang kala itu menjabat sebagai Menteri Agama RI di pemerintahan SBY periode kedua langsung meletakkan jabatannya, juga mundur dari kursi Ketua Umum PPP.

Sepeninggal SDA, keguncangan melanda PPP. PPP terpecah, antara versi Romahurmuziy dan Djan Faridz. SDA sendiri cenderung berpihak kepada Djan Faridz. Rommy pun memutuskan melawan kehendak mentornya itu.

Melalui serangkaian lika-liku, termasuk proses peradilan, Romahurmuziy jadi pemenangnya. Sejak 20 Mei 2016, Rommy menduduki posisi orang nomor satu di DPP PPP. Ia tercatat sebagai ketua umum partai politik termuda di parlemen.

Baca juga : Senang Akhirnya Ibu Disidang

Deretan kegemilangan ini, akhirnya runtuh seketika pasca ia mengenakan rompi oranye. Rommy pun seperti dihantam palu godam. Tak kuat menahan gejolak, Rommy curhat melalui 2 lembar kertas folio yang ia beri judul "Surat Untuk Indonesia".

Dalam surat bertulis tangan yang dibuat pada Sabtu, 16 Maret 2019, Rommy meminta maaf kepada warga PPP di seluruh pelosok Tanah Air. Baik itu pengurus DPP, DPW, DPC, PAC, ataupun ranting. Juga kepada TKN Jokowi-Ma'ruf dan seluruh masyarakat Indonesia. 

Permohonan maaf yang dalam juga disampaikan Rommy, untuk keluarganya. Pada sang istri, Henny Widiyanti, yang merupakan alumni Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Juga anaknya, Nurul Izzah Khairunnisa, yang tengah bersiap menghadapi UN SD. 

"Terkhusus istri dan anakku tercinta, ayah mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kesedihan, kerepotan, dan perasaan yang kalian terima. Dengan seluruh perasaan ayah yang masih tersisa saat ini, dengan segala keikhlasan, ayah mohon keyakinan kalian bahwa apa yang sesungguhnya terjadi tidaklah seperti yang tampak di media. Ikhlaskanlah takdir yang menimpa ayah sebagai pemimpin saat ini," ungkapnya. [HES]

Baca juga : Korban Tewas Akibat Banjir Bandang Di Jayapura Terus Bertambah


 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.