Dark/Light Mode

Kerumunan Pemuda Berpotensi Jadi Klaster Covid-19

Balapan Motor Liar Dekat Istana Resahkan Warga

Selasa, 15 Desember 2020 06:30 WIB
Ilustrasi Balapan motor liar. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi Balapan motor liar. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Balapan motor liar di dekat Istana Presiden, Jakarta, meresahkan masyarakat. Sebab, aksi kebut-kebutan mereka berpotensi mencelakakan pengguna jalan. Selain itu, menciptakan kerumunan sehingga rentan menjadi transmisi penularan Covid-19.

Setiap Sabtu malam, puluhan motor berjejer di trotoar Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta. Lokasinya persis dekat Istana Merdeka, Mahkamah Agung, Kementerian Dalam Negeri dan Markas Besar TNI Angkatan Darat. Meskipun berada di pengamanan Ring 1, para pemotor itu seperti tidak ada takutnya.

Tiap akhir pekan mereka melakukan balapan motor liar, berbaur dengan kendaraan lain yang melintas di kawasan itu. Trek balapan mereka berputar, dari Jalan Merdeka Utara, Medan Merdeka Barat, Medan Merdeka Selatan, kemudian Medan Merdeka Timur dan kembali ke titik awal.

Beberapa video balapan liar sempat viral di berbagai platform media sosial. Seperti, video balapan yang diunggah akun instagram @wargajakarta.id. Dalam video berdurasi 40 detik itu, terlihat sejumlah pemotor kebut-kebutan di tengah jalan. Pembalap liar ini memacu dengan kecepatan tinggi. Bahkan, banyak yang tidak menggunakan helm.Warga ibukota mengaku resah melihat adu balap liar itu.

“Masih banyak yang berani loh balapan di Sirkuit Monas. Padahal ini pengamanan ring 1. Yang bikin jengkel, mereka bisa nyelakain orang lain. Kalau mati sendirian silakan aja,” tulis Indra, warga Cideng, Jakarta Pusat, kemarin. Indra meminta, aparat kepolisian menertibkan balap liar itu.

Kepala Kepolisian Sektor Metro Gambir, Komisaris Polisi Kade Budiyarta mengaku, mengetahui balap liar itu. Menurutnya, mereka biasa beraksi sejak Jumat malam sampai Sabtu dini hari. Sabtu malam, balap liar semakin rame.

Baca juga : Waspada, Semua Tempat Berpotensi Jadi Klaster Corona

Kade mengklaim, pihaknya bersama Polsek Sawah Besar gencar berpatroli dan pernah membubarkan balap liar itu. Tapi, mereka bandel, terus mengulangi perbuatannya.

Dia berjanji akan menindak tegas peserta balap liar itu. “Kami sudah beberapa kali memberikan imbauan. Ke depan, kami akan melaksanakan razia dan langsung penilangan,” kata Kapolsek.

Tak hanya di Jakarta Pusat, balapan liar kerap terjadi di Jalan H Kardi, Duren Sawit, Jakarta Timur. Kepala Unit Reserse dan Kriminal Kepolisian Sektor Duren Sawit, AKP Esti Budi Setyana mengatakan, balap liar di Jalan H Kardi terjadi karena jalan lurus dan bebas polisi tidur. Makanya jalan itu dijadikan sirkuit illegal.

“Untuk menghentikan itu, kami akan koordinasi dengan Sudin Perhubungan Jakarta Timur, untuk membuat polisi tidur,” ujar Esti.

Bubarkan Kerumunan

Kepala Kepolisian Resort Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Heru Novianto mengungkapkan, pihaknya bersama TNI, Polri, dan Pemerintah Kota Jakarta Pusat, sering menggelar patroli bersama dan membubarkan kerumunan massa. Salah satunya, membubarkan kerumunan pemuda di Jalan Medan Merdeka Timur, tepatnya di depan Stasiun Gambir dan Kawasan Monas.

Baca juga : WFH Efektif Tekan Jumlah Kematian

“Balapan Monas selain bikin lalu lintas terganggu, juga ada kumpul-kumpul yang berpotensi terjadi penyebaran Covid-19,” katanya.

Daerah rawan pelanggaran, lanjut Heru, akan dijaga ketat. Supaya tak ada kegiatan kumpul-kumpul kembali, petugas disiagakan. “Jika memang nanti ada yang melanggar Peraturan Gubernur maupun Peraturan Daerah tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi, kami akan melakukan tindakan tegas,” kata Heru.

Rentan Penularan

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry Harmadi mengingatkan, anak muda dengan usia 19 sampai 30 tahun paling banyak terinfeksi virus Corona. Hal ini terjadi karena rendahnya kepatuhan mereka dalam menjalankan 3M yakni Memakai Masker, Menjaga Jarak, dan Mencuci Tangan.

“Usia 19 sampai 30 ini kan baru lulus SMA atau kuliah. Kita tahu sekolah dan kampus semua belajar online, tapi kenapa mereka kena paling banyak? Ya karena, mereka sering berkumpul dan mengabaikan jaga jarak,” ungkap Sonny.

Sonny menilai, anak muda merasa fisiknya kuat sehingga tidak takut dengan Corona. Padahal, sikap mereka itu rawan menjadi transmisi karena banyak Orang Tanpa Gejala (OTG).

Baca juga : Di Tengah Situasi Pandemi, Penderita Hipertensi Harus Rajin Monitor Tekanan Darah

Oleh karena itu, lanjut Sonny, penularan Corona semakin masif. Banyak anak muda OTG menjadi penyebar di lingkungan masyarakat.

“Akibat mereka berkumpul, terus membawa virus, dan terjadi penyebaran virus. Ini cukup mengkhawatirkan, kita harus mendorong perubahan perilaku. Terutama pada kelompok berisiko tinggi (menyebarkan virus),” imbuhnya. 

Sonny menuturkan, saat ini masyarakat dengan usia di atas 40 tahun, bukan kelompok terbanyak terpapar Corona.

“Ternyata semakin tinggi usia, dia semakin patuh. Semakin muda malah semakin tidak patuh,” pungkasnya. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.