Dark/Light Mode

Mau Pindah Karena Perubahan Sistem Insentif

Ratusan Orang Berjaket Grab Masih Padati Kantor Gojek

Minggu, 25 November 2018 13:36 WIB
Ratusan driver grab eksodus dan daftar ke kantor Gojek. (Foto: Ahmad Lathif Rosyidi/Rakyat Merdeka)
Ratusan driver grab eksodus dan daftar ke kantor Gojek. (Foto: Ahmad Lathif Rosyidi/Rakyat Merdeka)

 Sebelumnya 
Setelah masuk ke dalam kantor, antrean belum juga tuntas. Puluhan kursi yang tersedia di sisi kiri ruang lobby telah terisi penuh. Mereka menunggu panggilan dari karyawan Gojek yang akan menerima syarat-syarat yang telah dibawa. Tak lama menunggu, dua karyawan memanggil satu persatu driver. Beberapa menit diinterview, para driver akhirnya diperbolehkan meninggalkan kantor Gojek.

“Tinggal menunggu tes ridding minggu depan, setelah itu baru diterima,” ucap Ulum.

Ulum mengungkap alasan ingin pindah ke Gojek karena insentif harian dan perolehan lebih menguntungkan driver. “Sekali angkut penumpang mendapatkan delapan poin, dengan total insentif Rp 15 ribu,” ujarnya.
Untuk poin paling tinggi, tambah Ulum, bisa mencapai 550 dengan nominal insentif Rp 190 ribu. “Kalau di Grab untuk mendapatkan poin sebesar itu harus bekerja keras dulu dari pagi sampai malam,” ucapnya.

Baca juga : Mental RS Kita Seprimitif Ini, Jenazah Bayi Ditukar BPKB

Dengan kondisi seperti itu, ia mengaku akhir-akhir ini penghasilannya menurun drastis dibanding sebelumnya. “Saat awal gabung bisa dapat bersih Rp 7 juta sebulan, sekarang da¬pat Rp 3 juta saja sulitnya minta ampun,” ucap pria yang baru setahun bergabung di Grab ini.

Senada, driver Grab lainnya Ridwan mengeluhkan kebijakan di Grab yang tidak menguntungkan bagi driver, khususnya tentang skema insentif yang diterima setiap hari. “Tadinya, seimbang antara keuntungan Grab sama mitra, tapi lama kelamaan lebih banyak menguntungkan kantor,” tandasnya.

Ridwan menyebut, pendapatan pengemudi Grab jauh ber¬beda dengan pengemudi Gojek. “Pengemudi Gojek penghasilan¬nya bisa Rp 300 ribu sehari, kalau pengemudi Grab paling-paling hanya Rp150 ribu,” ungkapnya.
Selain itu, Ridwan mengeluhkan Grab sering mengubah aturan insentif dan nilai potongan secara sepihak.

Baca juga : Terpisah 810 Km, Bocah Korban Gempa Palu Bertemu Lagi Dengan Keluarganya

Sementara, Anggota Presidium Gerakan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksono mengatakan, beberapa mitra pengemudi Grab mengeluhkan skema insentif dan tarif yang ditetapkan oleh perusahaan. “Estimasi 2 ribu sampai 3 ribu mitra yang ber¬pindah sejak Jumat (16/11),” ucap Igun.

Menurut Igun, skema insentif tersebut bernama Berlian. Berbeda dengan insentif lama yang dihitung berdasarkan total per¬jalanan yang telah diselesaikan, insentif baru dihitung berdasar¬kan total berlian yang berhasil dikumpulkan. “Ada berbagai misi yang harus mitra pengemudi selesaikan untuk menda patkan berlian,” ujarnya.

Jumlah berlian yang bisa diperoleh mitra pengemudi untuk tiap misi, kata Igun, berbeda tergantung waktu, lokasi, dan layanan yang diambil. Nominal insentif yang ditawarkan, sebe¬sar Rp 160 ribu untuk 360 ber¬lian. Insentif sejenis juga berlaku untuk mitra GrabCar.

Baca juga : Total 125 Jenazah Telah Teridentifikasi, Salah Satunya Pilot Asal India

“Mitra GrabCar bisa mendapat insentif minimal Rp 45 ribu jika mendapat 50 berlian, dan maksi-mal Rp 450 ribu bila memeroleh 195 berlian,” tuturnya.

Selain insentif, Igun melihat faktor lain yang menyebabkan ketidakpuasan mitra pengemudi Grab adalah banyaknya mitra pengemudi baru, sehingga ke¬sulitan memperoleh pendapatan yang lebih besar.

“Tidak pernah berhentinya Grab merekrut mitra baru, membuat mitra semakin sulit memeroleh pendapatan yang layak,” kata dia. [TIF]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.