Dark/Light Mode

Menjamur Di Pinggir-pinggir Jalan, Harga Beda-beda, Kualitas Sama, Waktu Keluar Hasilnya Beda-beda

Bisnis Alat Tes Corona Menggiurkan

Senin, 28 Juni 2021 07:20 WIB
Iklan tes Corona dengan beragam harga ditawarkan pihak klinik di Jalan Warung Buncit, Jakarta, Minggu (27/6/2021). Perang harga tes swab antigen dan PCR di kawasan tersebut, berkisar di harga 74 ribu-89 ribu. (Foto: Khairizal Anwar/RM)
Iklan tes Corona dengan beragam harga ditawarkan pihak klinik di Jalan Warung Buncit, Jakarta, Minggu (27/6/2021). Perang harga tes swab antigen dan PCR di kawasan tersebut, berkisar di harga 74 ribu-89 ribu. (Foto: Khairizal Anwar/RM)

 Sebelumnya 
Ada juga yang agak mewah. Namanya The Labs, di Jalan Pangeran Antasari Keluran Cilandak Barat, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan. Di sini, tempatnya besar, dan terbilang bagus. Yang mau tes Corona juga bisa tinggal duduk manis di kendaraan alias drive thru, atau masuk keruangan. Harganya Rp 200 ribu.

Untuk waktu keluar hasilnya, di sini sudah pasti. Satu jam setelah tes, hasil sudah pasti keluar.

Tidak hanya di Ibu Kota, bisnis ini juga menjalar ke pinggiran. Di Cinere, Depok misalnya, ada Quick Test. Di Limo, Depok juga terdapat Mana Medika Klinik & Apotek. "Swab Antigen Rp 180 ribu. Standar Kemenkes. Hasil 15 menit plus proses surat 15 menit," jawab admin Mana Media, melalui pesan WhatsApp.

Baca juga : Kerajaan Warteg Bahagia Fokus Di Bisnis Kuliner

Lalu, ada Klinik Pertiwi, di Jalan Raya Simpangan, Depok. Harga tes antigen di sini Rp 105 ribu. PCR hanya Rp 707 ribu. Untuk waktunya, 30 menit hasil tesnya keluar. "Antigen paling lama 30 menit keluar. Kalau PCR paling lama 2 hari," kata admin klinik yang menyediakan jasa dokter 24 jam itu.

Merespons fenomena ini, Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengaku sudah mendapat banyak keluhan. Apalagi, ia sudah memprediksi sejak awal pandemi, akan terjadi bisnis alat tes Corona. Baik untuk perjalanan maupun yang lainnya.

Kenapa demikian? Tulus menganggap, penerapan harga eceran tertinggi (HET) tidak cukup menertibkan perang harga. Ia menjelaskan, jika HET dipatok Rp 250 ribu, tentu terlalu mahal. Sebab, informasi yang diterimanya, harga pokok alat swab antigen sekitar Rp 50 ribu. "Jadi, ini harus diaudit," usulnya, saat dikonfirmasi Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Garuda Pede Bisnisnya Tak Akan Terganggu

Sebagai catatan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Kementerian Kesehatan menetapkan harga tertinggi bagi pelayanan rapid test antigen swab, di fasilitas-fasilitas kesehatan di Indonesia. Batasan tarif tertinggi untuk pemeriksaan rapid test antigen swab sebesar Rp 250 ribu untuk di Pulau Jawa, dan sebesar RP 275 ribu untuk di luar Pulau Jawa.

Bukan cuma harga. Tulus usul agar pemerintah menetapkan standar kualitas yang jelas. Jangan disamaratakan. "Jangan hanya mengizinkan impornya. Tetapi kualitasnya juga harus ditetapkan," pintanya.

Menanggapi hal ini, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, komponen harga yang ditetapkan pemerintah sudah berisikan, harga alatnya, bahan habis pakai, jasa pelayanannya, dan pajak. "Jadi, banyak komponennya," terang Nadia.

Baca juga : Duh, Banyak Cafe Bandel Buka Sampai Tengah Malam

Meski begitu, ia menegaskan, seluruh alat tes Corona yang beredar di masyarakat harus mendapat izin edar dari Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Farmalkes) Kemenkes. "Semua rapid atau PCR swab harus ada izin edar dari Farmalkes," imbuh Nadia. [MEN/UMM/SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.