Dark/Light Mode

Soal Banjir Jakarta

Anies Melawan Kritik Dengan Kata Dan Data

Senin, 15 November 2021 08:30 WIB
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. (Foto: Facebook Anies Baswedan)
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. (Foto: Facebook Anies Baswedan)

 Sebelumnya 
“Awal tahun ini kita mengalami 270 mm tahun 2020 bulan Januari 377 mm jadi kita pernah mengalami lebih dari dua kali kapasitas bahkan pernah hampir empat kali kapasitas,” papar dia.

Tantangan yang ketiga, saat hujan terjadi di wilayah selatan Jakarta atau di kawasan pegunungan. Anies mengatakan, saat hujan maka air pegunungan akan mengalir ke kawasan pesisir atau ke Jakarta. Sedangkan DKI Jakarta merupakan satu-satunya kota di Pulau Jawa yang dilewati 13 sungai.

“Bila volume air yang masuk ke Jakarta melampaui kapasitas sungai kita maka terjadi luberan ke kanan kiri sungai,” ucapnya.

Baca juga : DDSM Tak Miliki Hubungan Kepemilikan Dengan Dompet Dhuafa

Kemampuan daya tampung sungai di Jakarta, kata Anies, yaitu 2300 meter kubik perdetik. Sedangkan untuk Sungai Ciliwung berkapasitas 600 meter kubik perdetik.

“Jadi ketika volume dan debit air yang datang dari pegunungan pernah mencapai 3300 artinya jauh lebih tinggi daripada kemampuan daya tampung sungai kita. Maka kanan kiri sungai akan mengalami genangan,” papar dia.

Untuk itu, Anies mengimbau agar jajarannya siap siaga dalam menghadapi bencana banjir. Ada tiga kata kunci utama dalam penangan banjir: siaga, siap dan antisiapsi.

Baca juga : Sambangi Pati, Anis Matta Dan Fahri Hamzah Tampung Curhat Nelayan

Ia meminta agar fase siaga tak hanya sekedar menunggu, melainkan mereview atas tindakan penanganan yang sebelumnya dilakukan. Bahkan, banjir bisa surut dalam waktu 6 jam setelah terjadi hujan.

Benarkah penjelasan Anies? Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna menyebut tiga indikator yang disampaikan sudah lama diketahui. Jika hujan lebat di kota, itu namanya banjir lokal. Namun jika di saat yang bersamaan hujan lebat di hulu dan hilir, berarti banjir besar.

“Pertanyaannya, bagaimana agar kita tidak direpotkan dengan banjir skala kecil ini? Penanganannya saat ini, apakah daerah yang sering banjir ini sudah ditangani secara komprehensif,” ulas Yayat, saat dihubungi, tadi malam.

Baca juga : Pulihkan Kota Batu, Sandiaga Bentuk Tim Manajemen Krisis Kepariwisataan

Ia mencontohkan Cipinang Melayu. Warga di sana tahu daeranya langganan banjir. Dengan kondisi seperti ini, seharusnya Pemprov DKI datang ke lokasi dan menjelaskan kepada masyarakat terkait program penanganannya. Sehingga warga siap ketika banjir melanda.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.