Dark/Light Mode

Alat Deteksi Dini Stunting Anak Berbasis AI Karya Mahasiswa UGM Lolos Ke PIMNAS

Senin, 20 November 2023 19:54 WIB
Alat deteksi dini stunting berbasis kecerdasan buatan atau AI yng dikembangkan oleh mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM). (Foto: UGM)
Alat deteksi dini stunting berbasis kecerdasan buatan atau AI yng dikembangkan oleh mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM). (Foto: UGM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) telah berhasil mengembangkan Electronic Stunting Detection System (ESDS), sebuah alat deteksi dini stunting yang berbasis kecerdasan buatan (AI).

Dibuat dengan integrasi sistem informasi dan aplikasi smartphone, ESDS tidak hanya mampu mengukur massa dan panjang tubuh bayi dengan cepat, tetapi juga secara otomatis menyimpan data pengukuran ke aplikasi terintegrasi. 

Ketua tim, A.A. Gde Yogi Pramana, menjelaskan bahwa alat ini menggunakan machine learning untuk memonitor pertumbuhan anak di bawah dua tahun, mengidentifikasi secara dini gejala stunting.

"ESDS berbasis artificial intelligence dirancang untuk menghemat waktu dan mengurangi kesalahan pengukuran yang mungkin terjadi dengan penggunaan alat konvensional," terang Yogi di ruang Fortakgama UGM pada Senin (20/11).

Baca juga : Pancasila Memperbaiki Satu Pandangan Dunia Berbasiskan Budaya dan Etika

Tim pengembang ESDS ini terdiri dari mahasiswa program IUP Elektronika dan Instrumentasi, termasuk Haidar Muhammad Zidan (IUP Elektronika dan Instrumentasi), Faiz Ihza Permana (Teknik Biomedis), Ichsan Dwinanda Handika (Teknik Biomedis), dan Salsa Novalimah (Gizi Kesehatan). 

Proyek ini didanai melalui hibah dari Dikti dan berhasil lolos ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2023. Pengembangan ESDS bermula dari keprihatinan mereka terhadap tingginya kasus stunting di Indonesia. 

Meskipun deteksi dini stunting pada anak di bawah dua tahun sering dilakukan di posyandu oleh kader kesehatan masyarakat, sering terjadi kesalahan dalam pengukuran dan evaluasi pertumbuhan anak. 

Yogi menjelaskan bahwa alat konvensional seperti infantometer board dan timbangan sering kali tidak sesuai dengan standar antropometri anak, mengakibatkan ketidakakuratan dalam hasil pengukuran.

Baca juga : Nilai Dinasti Politik Rusak Demokrasi, Aliansi Mahasiswa Jambi Unjuk Rasa Tolak Putusan MK

"Dacin yang berbasis manual dengan model ayunan seringkali dalam proses penimbangan pengukuran tidak akurat karena bayi merasa tidak nyaman dan banyak bergerak,”paparnya.

ESDS, hasil modifikasi dari produk sebelumnya, menggunakan framework sistem informasi codeigniter dan terintegrasi dengan sistem informasi melalui aplikasi web dan mobile. Sistem ini menyajikan informasi tumbuh kembang anak, status gizi, indikasi stunting, edukasi gizi anak, dan riwayat pertumbuhan anak. Pencatatan digital mempercepat pemutakhiran data secara real-time melalui basis data pusat.

Faiz menambahkan bahwa keputusan deteksi stunting menggunakan algoritma SMOTE-ENN yang diintegrasikan dengan Ensemble Learning. Keunggulan algoritma ini terletak pada pelatihan data hanya saat prediksi sampel, memungkinkan algoritma berjalan lebih cepat. 

Ensemble Learning dapat mengklasifikasikan uji sampel berdasarkan data yang dinamis dari pengukuran stunting. ESDS bekerja dengan sensor high precision load cell saat balita ditimbang, dan hasilnya ditampilkan di LCD setelah kalibrasi menggunakan regresi linear. 

Baca juga : Kapolda Metro Ke Patung Kuda, Temui Mahasiswa Yang Masih Demo Dan Sempat Ricuh

Salsa menekankan bahwa keberadaan ESDS akan mempermudah deteksi dini stunting dan pemantauan mandiri bagi orang tua dengan bayi dua tahun. Diharapkan, alat ini dapat membantu pemerintah mempercepat penurunan prevalensi stunting di Indonesia menjadi 14 persen. 

Ia berharap, ESDS memiliki potensi untuk membawa dampak positif signifikan dalam mengatasi permasalahan kesehatan anak di Indonesia.

"Dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2022, prevalensi stunting pada anak di bawah 5 tahun masih tinggi yakni sebesar 21,6 persen," pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.