Dark/Light Mode

Lewat Transformasi, Erick Dinilai Bawa BUMN Kian Berdaya Saing

Rabu, 1 Desember 2021 19:23 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: Antara)
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Forum Diskusi Kopi Pahit kembali menggelar seri webinar yang membahas  upaya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam mentransformasi kinerja perusahaan-perusahaan pelat merah. Diskusi virtual kali ini bertajuk "Transformasi BUMN" yang digelar Rabu (1/12).

Hadir sebagai pembicara founder Monday Media Group, dan juga Komisaris Independen PT Jamkrindo Muchlas Rowi, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga, Direktur Utama PT Krakatau Steel Silmy Karim, dan Komisaris Independen PT Semen Baturaja Endang Tirtana.

Dalam kesempatan itu, Muchlas Rowi mengatakan bahwa kementerian BUMN di bawah nahkoda Erick Thohir telah mengubah perusahaan-perusahaan BUMN menjadi semakin berdaya saing. Hal ini tidak lain karena upaya transformasi yang diperjuangkan oleh Erick.

Muchlas mengungkapkan, upaya-upaya yang dilakukan Erick antara lain melakukan restrukturisasi dengan memangkas perusahaan BUMN dari 142 menjadi 107 perusahaan. Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari Kepres Nomor 40/M Tahun 2020 tentang Pembentukan Tim Percepatan Restrukturisasi BUMN, yang bertujuan menyehatkan BUMN.

Baca juga : IBBA 2021, Bentuk Apresiasi Transformasi Merek Dimasa Pandemi

Selain itu, kata Muchlas, Erick juga mencanangkan AKHLAK sebagai core value BUMN. Upaya ini dimaksudkan untuk melakukan transformasi human capital dan meningkatkan daya saing BUMN agar menjadi pemain global dan menjadikan BUMN sebagai pabrik talenta bukan pabrik wacana.

"Kerja keras Erick Thohir ternyata menuai hasil cukup mengesankan. Paling tidak ini terlihat dari laba bersih konsolidasi BUMN pada Kuartal III tahun 2021 yang mencapai Rp 61 triliun. Bandingkan dengan raihan laba bersih konsolidasi BUMN tahun sebelumnya yang hanya Rp 13 triliun," kata Muchlas Rowi.

Sementara itu, Arya Sinulingga mengatakan, Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam mendorong Ekonomi Berkelanjutan. Dengan jumlah usia muda produktif yang cukup banyak, Indonesia masih kekurangan skilled workers atau tenaga terdidik. Rendahnya produktivitas juga masih menjadi persoalan.

Tantangan lainnya, kata Arya adalah pembangunan yang belum merata, pertumbuhan ekonomi yang stagnan, ketidakpastian global, Revolusi Industri 4.0 dan Ekonomi Digital, dan dampak Covid-19 terhadap perekonomian.

Baca juga : Disesalkan KPK, Jurnalis Dipenjara Karena Beritakan Kasus Korupsi

"Sumber Daya Manusia berputarnya di Jawa. Ini tantangan besar dan Pak Jokowi melakukan banyak pembangunan mendorong pemerataan di seluruh Indonesia sampai dengan mendorong pemindahan ibu kota. Itu semua adalah bagian dari pemerataan," ungkap Arya.

Terkait dengan hal tesebut Arya menegaskan bahwa Sumber Daya Alam yang baik tidak dapat maksimal tanpa Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Sehingga masih terjadi mobilitas SDM menuju ke Pulau Jawa. 

Arya mengungkapkan bahawa BUMN berperan sebagai value creator dan agent of development dalam mengembangkan sektor strategis dan merupakan sepertiga dari perekonomian nasional. Selain itu, peran BUMN juga sangat strategis terkait pembangunan infrastruktur dimana swasta tidak meliriknya.

 Pembangunan yang menguntungkan dalam jangka panjang dan menunjang iklim investasi sangat diperlukan. Menjawab pertanyaan terkait pembagian antara sektor ekonomi ayng dikelola BUMN dan swasta, Arya memberikan ilustrasi terkait pembangunan jalan tol.

Baca juga : Transformasi Digital Harus Kedepankan Semangat Omnibus Law

"BUMN hadir terutama di sektor-sektor dimana swasta tidak hadir. Misalnya dalam pembangunan jalan tol di Aceh atau di Pelambang," ujarnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.