Dark/Light Mode

Prof. Tjandra Yoga Aditama

Skrining Tuberkulosis Di Pelabuhan, Wujud Konkret Dukung Eliminasi TB 2030

Senin, 6 Desember 2021 08:35 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara, Prof. Tjandra Yoga Aditama menyoroti Asia Global TB Report 2021, yang menyebut Indonesia sebagai penyumbang kasus tuberkulosis (TB) terbesar ke-3 di dunia, setelah India dan China. 

Laporan yang sama juga menyebutkan, Indonesia adalah penyumbang kedua terbesar turunnya aktivitas penemuan kasus TB, akibat perhatian tersedot ke Covid-19.

Menurutnya, harus ada semacam catch up plan agar kasus yang luput ditemukan dan diobati, dapat disembuhkan dan dicegah penularannya pada orang lain.

Baca juga : Varian B.1.1.529 Masuk Kategori VOC, RI Nggak Boleh Lelet Antisipasi

Di sisi lain, Presiden Jokowi sudah mencanangkan bahwa TB harus dieliminasi dari Indonesia pada tahun 2030, sembilan tahun lagi dari sekarang.

Bahkan, pemerintah sudah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 untuk penanggulangan TB menuju eliminasi ini. Untuk itu, perlu ekstra kerja keras di semua lini.

Prof. Tjandra pun menceritakan pengalamannya mengikuti kegiatan skrining TB, yang diselenggarakan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Panjang - Lampung Wilayah Kerja Pelabuhan Feri Bakauheni, Jumat (3/12).

Baca juga : Prof. Tjandra: RI Harus Pimpin Diplomasi Tuberkulosis Internasional Di G20 Dan ASEAN

Dari kegiatan tersebut, ada tiga hal penting yang digarisbawahi Prof. Tjandra. Pertama, selama ini kita mengenal Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) sebagai unit kesehatan yang menjaga pintu masuk negara. Baik untuk Covid-19 atau lainnya.

"Tapi ternyata, mereka juga melakukan kegiatan untuk menangani penyakit menular secara umum. Tentu, pada wilayah kerja pelabuhan mereka. Ini menunjukkan bahwa cakupan masalah kesehatan memang amat luas," ungkap Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini.

Kedua, sepanjang 2021, KKP Panjang di Lampung sudah melakukan skrining pada 600 orang dengan data kuesioner faktor risiko yg cukup lengkap. Termasuk, yang di pelabuhan Bakauheni ini.

Baca juga : Prof. Tjandra: Presidensi G20 RI Perlu Diisi Dengan Kegiatan Konkret One Health

"Saya langsung koordinasikan dengan teman-teman dokter spesialis paru RS Abdoel Moeloek/Universitas Lampung dan juga Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Cabang Lampung untuk menganalisis data yang kaya informasi ini. Sehingga nantinya, kita akan memiliki luaran ilmiah yang akan memperkuat program TB kita," beber Prof. Tjandra, yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

"Memang, seringkali kita punya banyak data yang memang baiknya diolah secara ilmiah, untuk menjadi evidence-based decision making process. Di samping menjadi karya ilmiah teman-teman akademisi," imbuhnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.