Dark/Light Mode

Harta 50 Konglomerat Naik 460 Triliun

Yang Sugih Makin Sugih, Yang Kere Makin Kere

Kamis, 16 Desember 2021 07:50 WIB
Daftar orang terkaya di Indonesia. (Foto: Istimewa)
Daftar orang terkaya di Indonesia. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Bagaimana dengan orang miskin? Kondisi yang dialami rakyat miskin justru kebalikannya. Di saat kekayaan para konglomerat naik, orang miskin justru tambah melarat. Berdasarkan laporan yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2021, jumlah penduduk miskin saat ini mencapai 27,54 juta orang. Angka ini naik 1,12 juta orang dibandingkan Maret 2020. Jika dipersentasikan, angka kemiskinan masih dobel digit, yakni 10,19 persen.

Peneliti IDEAS bidang Ekonomi Makro, Askar Muhammad mengatakan pandemi bikin orang miskin tambah kere. Penyebab utamanya adalah melemahnya anggaran perlindungan sosial sehingga banyak penduduk yang tidak mendapat bantuan sosial dari pemerintah.

Dalam penelitian terbaru yang dilakukan IDEAS, Askar memprediksi, angka kemiskinan Indonesia tahun depan akan melonjak 10,81 persen atau sebanyak 29,3 juta penduduk.

Baca juga : Kita Bisa Balikin, Rakyat Nikmatin

Apa penyebabnya? Askar menyoroti anggaran bansos yang berkurang atau disetop di tahun 2021. Seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp 300.000 per bulan dan Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebesar Rp 500.000 per bulan.

“Padahal anggaran perlindungan sosial berperan penting dalam menopang keluarga miskin yang terdampak keras oleh pandemi,” ujar Askar.

Indikator lain yang memperlihatkan orang miskin tambah kere adalah pengeluaran per kapita. Periode 2014-2020, sebelum terjadinya pandemi, pertumbuhan pengeluaran per kapita antar kelas terlihat masih merata. Ini menandakan manfaat pertumbuhan ekonomi itu dinikmati semua.

Baca juga : Harga Cabe Makin Pedes

Namun, pola tersebut berubah drastis pada masa pandemi terutama Maret-September 2020.

“Beban kejatuhan ekonomi tidak ditanggung merata, lebih banyak ditanggung oleh kelas menengah,” jelasnya.

Selain itu, ia juga menyoroti pemulihan ekonomi yang justru memperlebar kesenjangan di kaya dan si miskin. Penyebabnya, pemulihan hanya menguntungkan kelas atas. Secara umum, kelas atas memiliki rasio tabungan terhadap pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kelas bawah.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.