Dark/Light Mode

Gelombang 3 Covid Diprediksi Februari-Maret

Masyarakat Sudah Lelah Sekarang Waktunya Doa

Rabu, 12 Januari 2022 06:25 WIB
Ilustrasi Indonesia diprediksi bakal hadapi gelombang ketiga COVID-19. (Foto: Istimewa).
Ilustrasi Indonesia diprediksi bakal hadapi gelombang ketiga COVID-19. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia diprediksi akan mengalami gelombang ketiga pandemi Covid-19 pada Februari atau Maret 2022. Penyebabnya, antibodi yang dimiliki masyarakat mulai melemah.  

Epidemiolog asal Griffith University Dicky Budiman mengatakan, program vaksinasi sudah berjalan sejak Januari tahun lalu. Sehingga, kekebalan yang dihasilkan dari vaksin sudah mulai berkurang.

“Prediksi Februari atau akhir Februari-Maret. Februari-Maret itu proteksinya berpotensi menurun, sebagian besar, sehingga rawan,” ungkap Dicky.

Di samping itu, Indonesia masih mempunyai beban vaksinasi penduduk yang jumlahnya cukup signifikan. Hingga Senin (10/1), data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan vaksinasi dosis pertama di angka 81,74 persen dan dosis kedua 56,24 persen.

Baca juga : IndiHome Permudah Masyarakat Berlangganan

“Selama masih ada penduduk belum memiliki imunitas dan jumlahnya signifikan, ya 5-10 persen saja sudah signifikan, di situlah akan selalu ada potensi gelombang ketiga,” jelas Dicky.

Dicky mengaku, telah memprediksi potensi gelombang ketiga ini pada Agustus 2021 atau sebelum kasus varian Omicron dilaporkan.

“Gelombang ketiga itu sesuatu yang tidak bisa dihindarkan, bahkan sebelum Omicron saya sampaikan ini,” ujar dia.

Dia mengungkapkan, dengan adanya Omicron di Indonesia, maka potensi gelombang ketiga menjadi semakin besar. Bukan hanya dari jumlah kasus, tapi juga dampaknya.

Baca juga : Jalan Trans Papua Segera Dibangun

“Karena dampak Omicron bersinergi dengan dampak Delta yang belum selesai,” ungkap Dicky.

Dia telah menyampaikan prediksi terkait gelombang Covid-19 sejak Mei 2020 atau ketika Covid-19 baru dua bulan ada di Indonesia. Ketika itu, Dicky menyebut, Indonesia akan mengalami 3 gelombang infeksi hingga akhirnya pandemi berakhir.

Diketahui, Indonesia mengalami puncak gelombang pertama pada Januari 2021 dan puncak gelombang kedua pada Juli 2021.

Dicky menyampaikan, prediksi adalah sesuatu yang dikalkulasi berdasarkan data-data di lapangan. Prediksi sangat mungkin meleset dan tidak terjadi, apabila ada intervensi lebih lanjut yang menyebabkan terjadinya perbaikan keadaan.

Baca juga : Masyarakat Tak Usah Panik, Daerah Penyangga Cabe Siap Menyuplai

Misalnya, dengan memperkuat strategi penanganan pandemi, mulai dari 3T (tracing, testing, treatment), protokol kesehatan (prokes) dan akselerasi vaksinasi. Hal tersebut yang harus dimitigasi dengan strategi penguatan akselerasi vaksinasi. “Baik dua dosis maupun tiga (booster) pada kelompok berisiko tinggi,” pungkas Dicky.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin tidak memungkiri kenaikan transmisi varian Omicron akan jauh lebih tinggi dibandingkan varian Delta. Sehingga, gelombang ketiga Covid-19 pun tidak bisa dihindari.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.