Dark/Light Mode

BIN Geber Vaksinasi Di 14 Provinsi

Imun Kebal, Omicron Mental

Sabtu, 15 Januari 2022 08:10 WIB
Kepala BIN Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan, Wakabin Letjen TNI (Purn) Teddy Lhaksmana Widya Kusuma dan Sekretaris Utama (Sestama) BIN Komjen Pol Bambang Sunarwibowo menyaksikan vaksinasi bagi pelajar sekolah dasar. Kemarin, BIN secara serentak melakukan vaksinasi di 14 provinsi. (Foto: Humas BIN)
Kepala BIN Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan, Wakabin Letjen TNI (Purn) Teddy Lhaksmana Widya Kusuma dan Sekretaris Utama (Sestama) BIN Komjen Pol Bambang Sunarwibowo menyaksikan vaksinasi bagi pelajar sekolah dasar. Kemarin, BIN secara serentak melakukan vaksinasi di 14 provinsi. (Foto: Humas BIN)

 Sebelumnya 
Sementara itu, kasus varian Omicron terus bertambah. Kemenkes melaporkan, per hari Rabu (12/1) jumlah kasus Omicron bertambah 66 orang sehingga total menjadi 572 orang. Penambahan kasus tersebut terdiri atas 33 kasus dari pelaku perjalanan internasional dan 33 orang transmisi lokal.

Dari jumlah tersebut, hampir setengahnya atau sekitar 276 orang telah selesai menjalani isolasi. Sisanya, 296 orang masih isolasi. “Dari hasil pemantauan di lapangan, mayoritas gejalanya ringan dan tanpa gejala. Jadi, belum butuh perawatan yang serius,” kata Nadia, kemarin.

Nadia menyebut tidak ada perbedaan karakteristik gejala antara pasien perjalanan luar negeri dan pasien transmisi lokal. Sebagian besar gejalanya ringan dan tanpa gejala. Gejala paling banyak yang dialami pasien adalah batuk, pilek dan demam.

Baca juga : Dunia Acungkan Jempol Ke Indonesia

Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono meminta publik tetap tenang dalam menghadapi Omicron. Kata dia, Omicron dapat meningkatkan kasus yang sebagian besar tidak bergejala atau ringan.

Keyakinan Pandu itu didapat setelah melihat data kasus Omicron di berbagai negara seperti Belanda dan Amerika. Di Belanda misalnya, kasus Omicron memang naik. Namun, hospitalisasi dan ICU tidak naik, bahkan turun. Ini menjadi bukti vaksinasi sangat bermanfaat untuk kendali Pandemi.

Di New York, AS, angka hospitalisasi pada yang belum divaksinasi sangat tinggi berbeda jauh dibandingkan dengan yang sudah divaksinasi. Bukti bahwa vaksinasi sangat bermanfaat menekan risiko menjadi berat dan perlu dirawat di RS.

Baca juga : Gelar Deklarasi Serentak Di 10 Provinsi, Sobat Erick Siap Kawal ET Menangkan Pilpres 2024

Kata dia, cara efektif menghadapi Omicron adalah dengan fokus pada penguatan perilaku penduduk agar konsisten pakai masker. Selain itu, yang penting adalah vaksinasi. Karena kekebalan penduduk menjadi kunci dalam pengendalian pandemi

Karena itu, pemerintah perlu mempercepat vaksinasi sebanyak-banyaknya terutama pada yang belum divaksinasi bersamaan dengan booster.

“Solusi melawan Omicron adalah percepatan vaksinasi, karena ada sekitar 15 persen penduduk yang belum punya kekebalan,” kata Pandu, di akun Twitter miliknya, @drpriono1, kemarin.

Baca juga : Hati Tenang, Walaupun Si Omicron Menyerang

“Kalau Indonesia konsisten melakukannya, maka pandemi tetap bisa terkendali,” pungkasnya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.