Dark/Light Mode

Meskipun Omicron Reda

Siaga Covid Jangan Kendor

Minggu, 23 Januari 2022 06:45 WIB
Ilustrasi Waspada covid-19. (Foto: Istimewa).
Ilustrasi Waspada covid-19. (Foto: Istimewa).

 Sebelumnya 
Akun @garuda080 menegaskan, pandemi Covid-19 belum usai. Sekarang ini, kata dia, kasus Covid-19 di Indonesia naik menjadi 2116 kasus dalam sehari, tertinggi dalam 4 bulan terakhir.

“Tetap waspada, jangan abai protokol kesehatan dan segera vaksin,” ujarnya.

“Pandemi belum berakhir. Tetap semangat, jangan panik dan tetap patuhi protokol kesehatan,” sambung @kang_murro.

Baca juga : Kepala RDIF Berharap Omicron Jadi Varian Covid Terakhir

Akun @mbahndi memprediksi, Indonesia akan mengalami peningkatan kasus positif Corona drastis ke depan sampai Maret 2022. Dia bilang, bila ramalannya sesuai, maka pandemi akan berakhir setelah Maret 2022.

“Kita harus terus waspada dan menahan diri untuk tidak bepergian yang bisa menimbulkan risiko terhadap kesehatan,” timpal @ Lantasresppu.

Akun @rasendriyaa_s menerangkan perbedaan pandemi, epidemi, dan endemi adalah lingkup wilayah yang dicakup. Endemi, kata dia, merupakan penyakit yang muncul dan mencakup suatu wilayah tertentu.

Baca juga : Takut Omicron, Pelatih Vidakovic Cabut Dari Borneo FC

Sedangkan epidemi, lanjut @rasendriyaa_s adalah penyakit yang muncul di suatu wilayah, tapi menyebar dengan cepat hingga mempengaruhi populasi wilayah yang lebih luas, contohnya negara. Untuk mencegahnya, kata dia, patuhi prokes 5M dan vaksin.

Protokol kesehatan, testing dan tracing yang kuat sangat diperlukan untuk hidup bersama pandemi Covid-19,” kata @suaramuda98.

Menurut @haditaku03, bila virus Corona masih menjadi epidemi atau endemi, peran Pemerintah satu negara sudah cukup untuk mengatasi. Dengan kondisi itu, maka Indonesia banyak mendapat bantuan vaksin Covid-19 dari negara lain.

Baca juga : Waspadai Omicron, Kepala Daerah Dilarang Pergi Ke Luar Negeri

“Mereka takut Indonesia jadi episentrum dan bakal nyebarin virus ke negara mereka,” katanya.

Sementara, @Lautan_Hati_ menuding para pencipta vaksin merancang vaksin bukan untuk mengakhiri pandemi, tetapi untuk mengubahnya menjadi epidemi. Dengan begitu, kata dia, permintaan vaksin akan bertahan selamanya.

“Dan memberi mereka kesempatan untuk menghasilkan banyak uang dengan menjualnya,” tandas @Lautan_Hati_. [TIF]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.