Dark/Light Mode

Seminar Tangkal Terorisme Di Era Industri 4.0

JMM: Santri Garda Terdepan Lawan Radikalisme

Sabtu, 19 Februari 2022 21:34 WIB
Seminar menangkal terorisme di Era Industri 4.0 yang digelar Jaringan Muslim Madani (JMM), di Malang, Jawa Timut, Sabtu (19/2). (Foto: Dok. JMM)
Seminar menangkal terorisme di Era Industri 4.0 yang digelar Jaringan Muslim Madani (JMM), di Malang, Jawa Timut, Sabtu (19/2). (Foto: Dok. JMM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Jaringan Muslim Madani (JMM) menggelar seminar penanggulangan radikalisme dan terorisme di Pondok Pesantren Mahasiswa Al Hikam Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu (19/2). Seminar ini mengkaji pola terorisme di Era Industri 4.0.

Direktur Eksekutif JMM Syukron Jamal mengatakan, Era Industri 4.0 ditandai dengan derasnya arus informasi. Fenomena baru ini menyebabkan pergeseran penyebaran paham dan pemikiran pada dunia digital. Salah satunya lewat media sosial, yang menjadi arena pertarungan ideologi dan paham atau disebut juga ghuzwatul fikri. Tidak terkecuali paham keagamaan.

Sementara, penyebaran paham radikalisme agama masih menjadi ancaman serius dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Radikalisme dapat menjadi embrio lahirnya ekstrimisme bahkan terorisme.

Baca juga : FE Hortikultura Garut Terapkan Model Closed Loop

“Saat ini, salah satu penyebaran ideologi yang massif adalah ideologi keagamaan yang bertentangan dengan ajaran agama itu sendiri. Seperti radikalisme, ekstremisme, dan bahkan terorisme. Ini nyata dan telah masuk dalam sendi-sendi kehidupan dalam berbangsa dan bernegara," kata Syukron.

Ia mengingatkan, ideologi pemurnian keagamaan pendekatan radikal merupakan salah satu ancaman yang sangat serius. Khususnya, bagi keberlangsungan suatu bangsa. Sehingga perlu disikapi secara bersama-sama oleh semua pihak, di tengah tantangan era keterbukaan informasi saat ini.

Syukron menegaskan, santri adalah garda terdepan dalam melawan gerakan paham intoleransi, radikalisme, ekstrimisme dan terorisme di Indonesia. Antara lain dengan mengkampanyekan Islam moderat. Karena itu, santri harus bisa menangkal dan mencegah ideologi keagamaan yang mengajak kepada paham intoleransi, radikalisme, ekstrimisme dan terorisme.

Baca juga : Sidang Vonis Ditunda, Azis Syamsuddin Malah Ucapkan Selamat Valentine

"Kalau dulu para ulama datang ke Indonesia mengislamkan masyarakat, tetapi sekarang mereka para pembaharu datang ke Indonesia malah mengkafirkan yang sudah Islam," sambungnya.

Pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al Hikam, KH Muhammad Nafi, berbicara mengenai peran strategis santri wanita. Yakni dalam melahirkan generasi penerus bangsa yang mampu menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Santri wanita sangat prioritas untuk diberikan wawasan kebangsaan, karena peran wanita sangat penting sebagai Ibu dalam melahirkan generasi terbaik,“ jelasnya.

Sementara itu, Wali Kota Malang Sutiaji mengungkapkan, era informasi merupakan sebuah tantangan bagi generasi muda, sebagai penerus bangsa. Karena saat ini Indonesia sudah menjadi primadona dunia. Banyak pihak tidak senang jika Indonesia maju, damai dan kondusif dengan menyebarkan berbagai ideologi merusak keutuhan bangsa. 

Baca juga : Kapolri: Di Masa Sulit Pandemi Covid-19, Pers Garda Terdepan Menjaga Optimisme Dan Harapan

“Jika Indonesia utuh maka menjadi ancaman dunia. Maka, mereka menciptakan agar keadaan tidak kondusif. Untuk itu, kita mesti mempertegas bahwa NKRI, dasar negara dan UUD 1945 sudah final,” kata Sutiaji.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.