Dark/Light Mode

Punya Komorbid, Jangan Anggap Sepele Omicron

Rabu, 2 Maret 2022 08:36 WIB
Ilustrasi pemakaman jenazah Covid-19 (Foto: Tedy Kroen/RM.id)
Ilustrasi pemakaman jenazah Covid-19 (Foto: Tedy Kroen/RM.id)

 Sebelumnya 
Jeffri mengingatkan, darah tinggi bak gunung es. Jarang orang mengetahuinya. Banyak yang baru mengetahuinya ketika melakukan kontrol saat dibutuhkan. Misalnya, untuk vaksinasi atau syarat lainnya.

“Biasanya saat akan vaksin sering ditemukan orang memiliki tekanan hipertensi hingga 200 masih terlihat ceria atau sehat,” tutur Jeffri.

Dia pun mengajak masyarakat proaktif mengecek tensi atau tekanan darah. Apalagi, dalam beberapa kasus, hipertensi biasanya tidak berdiri sendiri. Tapi, disertai komplikasi. Salah satunya, penyakit ginjal akut atau kronis.

Baca juga : Akar Pohon Komit Jaga Lingkungan Dan Cegah Perubahan Iklim

Nah, pasien Covid-19 yang memiliki penyakit ginjal akut memiliki risiko kematian 13,7 kali lebih besar dibandingkan pasien tanpa komorbid saat terinfeksi Covid-19. Risiko ini lebih tinggi dari penyakit jantung, yang memiliki risiko 9 kali lebih besar.

Nah, jika seseorang memiliki dua komorbid, maka risikonya meningkat menjadi 15 kali lipat lebih tinggi.

“Kalau komorbidnya komplikasi sampai tiga, itu berisiko 29 kali lipat lebih tinggi meninggal saat terinfeksi Covid-19,” ungkapnya.

Baca juga : Gejalanya Memang Ringan, Tapi Jangan Sepelekan Omicron

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan, Pemerintah akan menekan angka kematian dengan memberikan respons perawatan yang lebih cepat. Terutama kepada kelompok yang memiliki komorbid.

“Tentu dengan respons dan tindakan yang lebih cepat lagi, kami harapkan banyak menghindari kemungkinan kasus kematian,” kata Luhut.

Pemerintah pun mendorong adanya interkoneksi data antara BPJS Keseyang memhatan iliki data komorbid dan data penambahan kasus di New All Record (NAR), Kemenkes.

Baca juga : Naik 257, Kasus Kematian Cetak Angka Tertinggi Selama Gelombang Omicron

Sehingga, ketika ada penambahan kasus langsung terdeteksi, apakah orang tersebut memiliki komorbid atau tidak. “Dan terpenting respons tindakan yang bisa dilakukan secara cepat,” imbuhnya. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.