Dark/Light Mode

Bertemu Airlangga Di Gedung Baru NasDem

Paloh Tak Setuju Reshuffle

Jumat, 11 Maret 2022 06:20 WIB
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kanan) bersama Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kiri) memberikan keterangan pers usai melakukan pertemuan di DPP Partai NasDem, Jakarta, Kamis (10/3/2022). (ANTARA FOTO).
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kanan) bersama Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kiri) memberikan keterangan pers usai melakukan pertemuan di DPP Partai NasDem, Jakarta, Kamis (10/3/2022). (ANTARA FOTO).

 Sebelumnya 
Menurutnya, heboh kabar reshuffle saat ini hanya sekedar isu. Selama Jokowi menilai administrasi pemerintahan masih berjalan efektif, Paloh berkeyakinan, tidak akan ada reshuffle dalam waktu dekat. "Saya ndak yakin ada reshuffle," lanjutnya, sambil menggelengkan kepala.

Kendati demikian, ia memulangkan semua keputusan soal reshuffle ke Jokowi. Dia menegaskan, partainya menghargai hak prerogatif Presiden. "Kecuali, Presiden yang membikin hak prerogatif, mengatur kabinetnya. Mengubah kabinetnya," sambung dia.

Baca juga : Ketemu Airlangga, Petani Sawit Usulkan Jokowi 3 Periode

Selama ini, isu reshuffle kerap muncul tenggelam. Khususnya, sejak PAN masuk dalam koalisi partai pendukung pemerintah, akhir Agustus tahun lalu. Hampir setiap ada Rabu Pon, selalu dikait-kaitkan dengan reshuffle. Namun, reshuffle itu belum juga terwujud.

Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro melihat, isu reshuffle selalu muncul karena ada dorongan kuat dari pihak-pihak tertentu. Salah satunya, untuk mengakomodasi kepentingan PAN yang sudah hampir setahun masuk koalisi.

Baca juga : Genjot Produksi, Airlangga Groundbreaking Perluasan PT Smelting Gresik

Menurutnya, PAN bukan tipikal partai yang punya karakter kuat berada di luar kekuasaan. Besar kemungkinan, partai berlogo matahari itu, berharap besar bisa masuk ke dalam kekuasaan, meskipun dengan sisa jabatan Presiden sekitar 2 tahun lagi.

Namun, keinginan PAN selaku partai yang datang belakangan ke koalisi pemerintah, tak mudah diwujudkan. Sebab, partai-partai lain tak ingin jatah menterinya dikurangi. "Tentu saja ada perasaan tidak rela di hati terdalam dari para elite partai-partai koalisi yang sejak awal mengusung dan mendukung Joko Widodo-Maruf Amin," kata Bawono, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Baca juga : Ketua Dewan Pertimbangan NasDem Jabar Ucapkan Selamat Hari Pers Nasional

Bowo memprediksi, PAN bakalan masuk kabinet. Tapi, jatahnya hanya Wakil Menteri di bidang ekonomi. Agar jatah ini tidak merecoki bagian partai koalisi lain. "Mengurangi jatah kursi dari partai-partai koalisi demi mengakomodasi PAN akan rentan mengganggu soliditas internal koalisi dan sangat berpotensi memunculkan goncangan-goncangan politik di kabinet di kemudian hari," pungkasnya. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.