Dark/Light Mode

Tetangga Cerita Dokter Yang Tewas Ditembak Densus

Jalan Pake Kursi Roda Shalat Tak Bisa Berdiri

Sabtu, 12 Maret 2022 06:43 WIB
Mobil dokter Sunardi yang dikejar petugas (Foto: Istimewa).
Mobil dokter Sunardi yang dikejar petugas (Foto: Istimewa).

 Sebelumnya 
Informasi serupa disampaikan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI Sukoharjo Arif Budi Satria. Kata dia, Sunardi itu mengalami kecelakaan yang membuat kakinya cedera sehingga harus menggunakan alat bantu berjalan seumur hidupnya.

“Baru tadi dapat informasi dari pihak keluarga bahwa beliau tahun 2006 pernah kecelakaan saat membantu korban gempa Bantul,” terang Arif Budi kepada wartawan ditemui di Sukoharjo, kemarin.

Menanggapi narasi itu, Polri langsung bicara. Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus 88 Anti Teror Polri, Kombes Aswin Siregar mengatakan, Sunardi melakukan perlawanan dengan menabrakkan kendaraannya kepada petugas dan kendaraan masyarakat di sekitarnya.

Baca juga : Pengusaha Minerba Tak Bisa Nakal Lagi

Aswin menceritakan, Sunardi saat ditangkap sudah ditetapkan sebagai tersangka. Bukan lagi sebagai terduga teroris. Sunardi, kata dia, aktif bekerja di lembaga kemanusiaan Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) atau Masyarakat Bulan Sabit Merah Indonesia.

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menetapkan HASI sebagai organisasi terlarang yang terafiliasi jaringan Jamaah Islamiah. Sunardi bertugas merekrut, mendanai, dan memfasilitasi perjalanan pengikut FTF (Foreign Teroris Fighter) ke Suriah.

Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan menyebut, setidaknya ada lima peran atau keterlibatan Sunardi dalam kasus tindak pidana terorisme. Sunardi, kata dia, orang penting di JI. Pernah menjabat sebagai Amir Khidmat. Menjadi Deputi Dakwah dan Informasi. Kemudian, menjadi penasihat dari para Amir JI.

Baca juga : Anggota DPR Ini Beri Kesempatan Pada Anak Muda Berkreasi

Kejadian ini membuat keluarga Sunardi kecewa. Menurut Ustaz Endro, pihak keluarga sangat menyesalkan kejadian tersebut, pasalnya, keluarga tidak meyakini, Sunardi termasuk ke dalam jaringan terorisme.

Direktur The Community of Ideological Islamict Analyst (CIIA), Harits Abu Ulya memberikan beberapa catatan yang perlu jadi perhatian. Menurut dia, tewasnya Sunardi menambah daftar panjang terduga teroris yang tewas saat penangkapan Densus 88.

“Ini masuk kategori ekstra judicial killing. Dalam 10 tahun terakhir, lebih dari 150-an orang tewas di tangan Densus 88 dengan kategori ekstra judicial killing,” kata Harits Abu, kemarin.

Baca juga : Jasindo Dongkrak Penjualan Asuransi Kendaraan Lewat Digitalisasi

Ia mengingatkan, UU mengamanatkan seorang terduga teroris itu mesti ditangkap dan dibawa ke peradilan. Biar pengadilan nanti yang memutuskan hukuman terbaik atas setiap tindak pidana seseorang.

“Kasus yang berulang seperti ini mengisaratkan ada persoalan pada kredibilitas, profesionalitas dan kontrol atas aparat di lapangan,” ujarnya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.