Dark/Light Mode

Banyak Tempat Tes Covid Yang Tak Nge-link Ke PeduliLindungi Tuh

Positif, Kok Malah Jalan-jalan

Sabtu, 19 Maret 2022 06:20 WIB
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito. (Foto: Satgas Penanganan Covid-19).
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito. (Foto: Satgas Penanganan Covid-19).

 Sebelumnya 
Akun @dr_koko28 mengusulkan, orang-orang yang terbukti positif Covid-19 tapi nekat jalan-jalan harus ditandai. Kata dia, orang-orang model tersebutlah yang harus ditandai sebagai pemicu terjadinya gelombang keempat Covid-19.

“Diwajibkan tes PCR dan Antigen pada ngeluh. Sekarang ditiadakan salah juga. Diatur salah, nggak diatur malah semakin ngeyel,” kata @AxelMerdeka.

Akun @AxelMerdeka menilai kesadaran masyarakat dengan positif Covid dan masih keluyuran sangat rendah. Menurut @rikaadiasty, sudah banyak kasus orang dengan positif Covid keluyuran.

“Tetangga rumah kos, positif Covid-19 bergejala ringan tetap berkeliaran belanja dan jalan-jalan nggak pakai masker properly,” ungkapnya.

Baca juga : Ada Mall Yang Pasang Aplikasi PeduliLindungi Tapi Tak Dijaga

“Sudah tahu positif tapi masih berkeliaran, nggak mikirin orang di sekitarnya,” timpal @Taerin_Chclt97.

Akun @CornelisD mengatakan, hal ini tidak akan terjadi jika pasien Covid-19 sudah terinput di aplikasi PeduliLindungi dan tes du tempat tes PCR/Antigen resmi.

“Nah, kalau yang tidak tes ini atau tes sendiri yang bahaya, jadi tidak up date data di PeduliLindungi,” katanya.

Akun @kokohsahat menyalahkan pengelola bandara atau stasiun. Mereka lalai dan tidak menempatkan petugas untuk mengecek PeduliLindungi terhadap para pelaku perjalanan.

Baca juga : Luhut: Jangan Masuk Ke Mall, Toko, Dan Restoran Yang Nggak Pakai Aplikasi PeduliLindungi

“Kok bisa? Petugasnya ke mana? Kan semua harus pakai PeduliLindungi,” ujarnya.

Akun @KumalRajiv mengatakan, maraknya pasien Covid-19 yang nekat berkeliaran karena kesalahan Pemerintah. Menurutnya, Pemerintah terlalu terburu-buru menghapus kebijakan PCR dan Antigen.

“Kebijakan menghapus syarat harus tes itu adalah kebijakan tidak bertanggung jawab. Itu artinya membiarkan orang bawa virus menularkan ke penumpang lain,” kata dia.

“Lelucon di kala pandemi Covid-19. Orang tanpa gejala (OTG) tidak terdeteksi, nggak peduli Delta maupun Omicron. Bebas menyebarkan virus.

Baca juga : Makin Canggih, PeduliLindungi Tetap On Di Daerah Susah Sinyal

Menurut @RudyGunawan, filter penanggulangan Covid ada pada testing. Sekarang, sekalipun batuk pilek demam akibat Covid-19, kalau tidak tes, apakah akan dilarang bepergian, karena tidak terdata sakit di PeduliLindungi.

“Kalau seperti ini terus kapan selesai pandeminya,” timpal @FairizPrincenvenusEltaqy.

Akun @andiw64 mengatakan, kebijaksanaan dan kesadaran masyarakat sangat penting ketika tes PCR dihapus. Selain itu, pengawasan dari tingkat keluarga, RT sampai Pemerintah Daerah (Pemda) juga penting. [ASI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.