Dark/Light Mode

WHO Siapkan Strategi Akhiri Pandemi

Covid Bakal Jadi Penyakit Musiman Kayak Influenza

Jumat, 1 April 2022 06:32 WIB
Dirjen WHO Tedros Adhanom. (Foto: Salvatore Di Nolfi/Keystone via AP).
Dirjen WHO Tedros Adhanom. (Foto: Salvatore Di Nolfi/Keystone via AP).

RM.id  Rakyat Merdeka - Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mulai menyiapkan rencana untuk mengakhiri fase darurat pandemi Covid-19. Saat ini, banyak negara sudah masuk fase transisi dengan melonggarkan sejumlah aktivitas masyarakat.

Skenario WHO mengakhiri fase darurat pandemi Covid-19 pada 2022 sangat tergantung dari arah evolusi Covid sebagai virus.

Skenario yang paling mungkin terjadi adalah Covid-19 terus berevolusi, tetapi tingkat keparahannya berkurang karena kekebalan yang dipicu vaksinasi dan infeksi.

“Pada skenario umum tersebut vaksin booster akan tetap direkomendasikan pada kelompok berisiko atau rentan secara berkala,” Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti dikutip dari Reuters, kemarin.

Menurut Tedros, kemungkinan Covid-19 akan menjadi penyakit musiman, seperti influenza dengan risiko kasus melonjak di musim dingin.

Dengan tingkat mutasi yang terus melemah, tingkat keparahan akibat Covid juga berkurang seiring waktu karena kekebalan masyarakat yang dipicu vaksinasi dan infeksi.

Kendati demikian, Tedros mengatakan, WHO juga menyiapkan skenario terburuk dari pandemi. Yaitu, bila ternyata malah muncul mutasi Covid-19 dan membuat virus semakin ganas.

Baca juga : Tangani Pandemi, Legislator Bali Dorong Komitmen Kerja Sama Antar Negara

Pada skenario ini, kata dia, tingkat imunitas yang sudah dimiliki warga global mungkin jadi kurang efektif dan jenis vaksin yang ada perlu diperbarui.

“Negara-negara (dunia) juga didorong untuk terus meningkatkan pengawasan, juga memonitor kemunculan varian baru Covid-19, demi membantu arah penerapan strategi pandemi,” tukas edros.

Netizen senang dengan rencana WHO yang akan menyiapkan strategi mengakhiri pandemi Covid-19 tahun ini. Apalagi, saat ini tingkat keparahan akibat terinfeksi virus Corona sudah menurun menjadi layaknya virus influenza.

“Tahun 2022, insya llah semua dimensi membaik seiring pandemi yang akan selesai. Aamiin,” harap Gubernur Jawa Barat Ridwal Kamil di akun @ridwankamil.

Akun @Arnold5508 membeberkan, potret kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia pada 30 Maret 2022 telah berlangsung selama 760 hari. “Dan saat ini, positivity rate mengalami tren penurunan dan berada pada angka 3.61 persen,” ujarnya.

“WHO sudah mulai menyiapkan skenario berakhirnya darurat pandemi Covid-19,” ucap @ ianapokayan.

Menurut @idahceris, selama pandemi Covid- 19 peran WHO sangat krusial. Organisasi kesehatan dunia itu telah banyak membantu banyak negara untuk melakukan pengadaan vaksin dan alat kesehatan pendukung lainnya.

Baca juga : Sarinah Jadi Pusat UMKM Lokal Dan Kongkow Milenial

Akun @ciprut_retno mengatakan, saat ini virus Corona sudah tidak berbahaya lagi. Kadar penyakitnya hanya sedikit di atas flu. Dia bilang, flu juga sangat menular, tetapi dengan tingkat keparahan rendah.

“Jadi, pandemi atau endemi masih tergantung, asal tidak ada varian hasil mutasi yang ganas,” kata dia.

Namun, @Deborahlvy12 mengingatkan Indonesia masih dalam situasi pandemi Covid-19.

“Segala bentuk pelonggaran yang dilakukan saat ini, disesuaikan dengan capaian cakupan vaksinasi Indonesia yang semakin membaik,” jelasnya.

Pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Mari saling mengingatkan untuk disiplin mematuhi protokol kesehatan di manapun berada,” kata @shamsuzi.

Sementara, @HelfiaNilChalis mengatakan, Indonesia sudah memasuki endemi dan tidak lagi pandemi Covid-19. Bahkan, Indonesia sudah mencapai herd immunity atau kekebalan komunitas.

“Ngapain ragu-ragu mengambil sikap dan kebijakan. Kita tentukan sendiri dan tak perlu WHO,” kata dia.

Baca juga : Covid Tetap Bisa Mematikan

Akun @Cisdi_id menimpali. Kata dia,

secara de jure, hanya WHO yang memiliki kewenangan mencabut status pandemi secara global. Ini sesuai dengan konvensi IHR 2005.

Meski, lanjut @Cisdi_id, secara de facto, negara bisa menyatakan endemi dan menghapus kebijakan restriksinya. Karena itu, ada baiknya Pemerintah segera menyusun dan mengkonsultasikan strategi

“Living with Covid-19” yang akuntabel dan berbasis fakta. Sambil tetap menguatkan komunikasi risiko mengenai penanganan pandemi,” saran @Cisdi_id.

Akun @jambu_aer8 menyarankan Pemerintah tetap melakukan kegiatan vaksinasi Covid untuk semua dosis, termasuk vaksin booster. Dia percaya, vaksinasi sangat berguna untuk membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity di kalangan masyarakat. “Kita berharap, pandemi segera berakhir,” tandas dia. [TIF]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.