Dark/Light Mode

GMNI Dorong Evaluasi Standar Operasi Keamanan Di Papua

Jumat, 1 April 2022 21:10 WIB
Acara Dies Natalies GMNI Ke-68. (Foto: Istimewa)
Acara Dies Natalies GMNI Ke-68. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kasus penembakan yang dilakukan oleh Orang Tak Dikenal (OTD) terhadap seorang anggota TNI-AD Pos Ramil Yalimo kembali terjadi, Kamis (31/3). Peristiwa penembakan yang menewaskan Sertu Eka serta sang istri tersebut terjadi sekitar pukul 06.00 WITA.

Menanggapi peristiwa ini Ketua Bidang Organisasi DPP GMNI, Yoel Finse Ulimpa menyesalkan peristiwa yang menimpa anggota TNI-AD tersebut.

"Kami sangat menyesalkan peristiwa yang terjadi pada Sertu Eka dan keluarga. Kami mengutuk keras pelaku kejahatan tersebut. Kami berharap agar pelaku dapat segera diidentifikasi dan segera ditangkap untuk diproses menurut hukum yang berlaku," ujar Yoel dalam keterangannya, Jumat (1/4).

Baca juga : Polisi Diingatkan Antisipasi Kemunculan Anarko Pada Hari Buruh

Yoel, yang merupakan Putra Asli dari Papua, berharap peristiwa ini tidak memicu konflik berkepanjangan yang justru akan mengorbankan warga setempat yang tak bersalah.

"Kami harap peristiwa ini tidak menimbulkan konflik berkepanjangan yang justru akan mengorbankan masrakat setempat yang tak bersalah. Kami ingin agar wilayah Papua dapat segera bebas dari status wilayah konflik. Kami, sebagai warga asli Papua, juga ingin merasa aman dan tenteram tinggal di rumah kami sendiri," harap Yoel.

Ketua Umum DPP GMNI Imanuel Cahyadi, menambahkan tentang pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Papua yang hingga saat ini masih rawan terjadi konflik bersenjata.

Baca juga : Perubahan Iklim, Dorong Pelaku Usaha Kembangkan Energi Terbarukan

"Papua juga merupakan bagian tak terpisahkan dari wilayah kesatuan Republik Indonesia. Saudara-saudara kita yang saat ini tinggal di Papua juga memiliki hak untuk hidup dengan rasa aman dan tentram tanpa rasa takut, sama seperti wilayah lain di negara ini," tegas Imanuel.

Imanuel menganggap, peristiwa ini merupakan kecolongan bagi pihak militer yang sejauh ini dianggap sudah berhasil dalam menjaga keamanan dan ketertiban di Papua.

Dikatakan, melihat perhelatan PON di Papua kemarin, yang rentan terhadap peristiwa-peristiwa yang mengancam keamanan dan keselamatan seluruh peserta yang hadir, namun, acara PON tersebut dapat terselenggara dengan sukses dan aman. Ini menandakan standar operasi militer dalam pengawalan keamanan pada saat itu berjalan dengan baik.

Baca juga : Perpusnas Dukung Peningkatan Literasi Perempuan Dan Anak

"Namun, pasca penyelenggaraan PON, justru kita kecolongan dengan adanya peristiwa ini. Apalagi korban merupakan bagian anggota dari TNI-AD. Menurut saya, perlu evaluasi dalam standar operasi militer untuk menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Papua untuk mencegah hal ini terulang kembali di masa depan," ungkapnya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.