Dark/Light Mode

Daging Naik, Tapi Ludes, Sembako Naik, Tapi Ludes

Ternyata, Rakyat Tak Bokek-bokek Amat

Senin, 4 April 2022 06:40 WIB
Warga membeli daging di Pasar Larangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (2/4/2022). Kebutuhan pokok seperti ayam, daging, dan sayuran mengalami kenaikan harga akibat meningkatnya jumlah permintaan masyarakat menjelang bulan Ramadhan 1443 Hijriah. (ANTARA FOTO/Umarul Faruq/foc)
Warga membeli daging di Pasar Larangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (2/4/2022). Kebutuhan pokok seperti ayam, daging, dan sayuran mengalami kenaikan harga akibat meningkatnya jumlah permintaan masyarakat menjelang bulan Ramadhan 1443 Hijriah. (ANTARA FOTO/Umarul Faruq/foc)

 Sebelumnya 
“Kita memiliki masyarakat yang turun temurun berbudaya dalam menyambut awal Ramadan menyajikan makanan-makanan istimewa,” kata Putri, saat dikontak, kemarin. 

Putri mengungkapkan, selama Ramadan dan Lebaran, biasanya terjadi tiga kali kenaikan harga sembako. Fase pertama terjadi menjelang Ramadan seperti saat ini. Fase kedua terjadi sebelum Lebaran. Biasanya karena permintaan tinggi juga karena distribusi komoditas yang berbenturan dengan arus mudik. Fase ketiga terjadi pada 2-3 hari setelah Idul Fitri, karena banyak komoditas yang tidak dapat ditemui di pasar akibat pedagang yang masih mudik.

Baca juga : Sri Mulyani Waswas, Rakyat Ketar-ketir

Ekonom dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Hidayatullah Muttaqin melihat, fakta ini menunjukkan bahwa rakyat saat ini tidak bokek-bokek amat. Ekonomi rakyat yang terhantam pandemi sudah mulai pulih. Daya beli masyarakat sudah mulai membaik.

Dia pun berpesan, Pemerintah harus dapat menjaga daya beli masyarakat guna menghindari kehilangan momentum pemulihan ekonomi yang tumbuh positif sejak 2021. "Menjaga daya beli masyarakat saat ini sangat penting agar pemulihan ekonomi dapat terjadi sesuai harapan, sehingga bisnis dan industri kembali berjalan serta terjadi pembukaan lapangan kerja," kata Muttaqin, kemarin.

Baca juga : Harga Sembako Bikin Kantong Rakyat Boncos

Muttaqin menyebut, 53 persen lebih perekonomian nasional ditopang konsumsi masyarakat. Jika penguatan daya beli melambat karena faktor kenaikan harga-harga sembako dan harga BBM, akan menjadi pukulan bagi masyarakat. Kondisi ini yang harus diwaspadai dan diantisipasi Pemerintah.

Untuk dapat mengembalikan konsumsi masyarakat seperti keadaan sebelum pandemi, kata dia, pertumbuhannya mesti diangkat dari 2 persen pada 2021 ke atas 5 persen. Untuk itu, sangat penting bagi Pemerintah menjaga stabilitas harga komoditi bahan pokok dan BBM pada tingkat yang terjangkau, mengatur tata niaga pasar yang bermasalah seperti struktur pasar minyak goreng yang dikuasai kartel, serta menjaga kelancaran distribusinya dari persoalan teknis, hingga masalah penimbunan. 

Baca juga : Salurkan 500 Paket Sembako, Nugra Santana Bantu Masyarakat Pulo Ampel

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui, konsumsi masyarakat mulai meningkat terlihat dari indeks keyakinan yang berada pada level optimistis sebesar 113,1. Selain itu, kenaikan juga ditunjukkan dari pertumbuhan konsumsi listrik industri dan bisnis yang memperlihatkan kuatnya aktivitas dunia usaha. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.