Dark/Light Mode

Digencet Amerika Dan Rusia

Indonesia Hadapi Buah Simalakama

Sabtu, 9 April 2022 07:30 WIB
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. (Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww).
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. (Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww).

 Sebelumnya 
Sebelum AS, sejumlah negara sudah lebih dulu meminta Indonesia tak mengundang Rusia. Beberapa negara itu adalah Australia, Kanada, Inggris, Polandia, dan Uni Eropa. Hanya China dan Brazil yang terang-terangan memberikan dukungan ke Rusia.

Lalu bagaimana tanggapan Kremlin atas tekanan AS cs ini? Kantor Kepresidenan Rusia atau Kremlin, mengatakan mereka akan membuat keputusan apakah Putin akan hadir dalam KTT G20 tahun ini atau tidak. Keputusan itu bergantung situasi yang berkembang.

“Kami akan klarifikasi ini, bagaimana pun juga, Indonesia yang menjadi penyelenggara,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dalam jumpa pers di Moskow, Kamis (7/4).

Baca juga : Ajak Mendag Bersinergi Kerek Ekspor, Dubes Iwan: Produk Indonesia Berpotensi Rambah Bulgaria

Sebelumnya, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva, menyatakan, Presiden Rusia, Vladimir Putin akan hadir langsung di Bali. “Tapi, tergantung pada situasi,” katanya.

Menghadapi situasi ini, Menlu Retno Marsudi tak tinggal diam. Eks Dubes RI untuk Belanda ini, mulai melobi sana sini. Kamis lalu, ia melakukan sambungan telepon dengan Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken.

“Di tengah masa yang penuh tantangan ini, penting untuk menjaga jalur komunikasi dan konsultasi tetap terbuka dalam menangani berbagai masalah mendesak,” cuit Retno, di akun Twitter miliknya, Kamis (7/4).

Baca juga : Bank Dunia Jempolin Peran BUMN Atasi Krisis Ekonomi, Indonesia Jadi Success Story

Dalam cuitannya, Retno mengungkapkan, ada sejumlah hal yang dibahas bersama Blinken. Dia melanjutkan, pembicaraan itu mencakup perkembangan di Ukraina, Afghanistan, G20, serta kerja sama Indo-Pasifik. Tak hanya melobi AS, Retno juga dijadwalkan akan melakukan kunjungan kerja ke sejumlah negara Eropa.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah mengungkapkan, kunjungan kerja itu antara lain membahas berbagai isu terkini, mulai upaya peredaan ketegangan Rusia-Ukraina, hingga upaya lobi terkait KTT G20.

Terkait soal ancaman AS, Faizasyah enggan merespons. “Kami mencermati apa yang disampaikan oleh Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), namun kami juga memiliki kebijakan untuk tidak mengomentari statement yang disampaikan tersebut. Tidak semua pernyataan perlu kita respons,” katanya.

Baca juga : JCAF #7: Gotong Royong Mendorong Pembangunan Indonesia Melalui Siak Hijau

Terlepas dari polemik tersebut, dia mengatakan, persiapan terus dilakukan. Undangan pun telah disampaikan kepada seluruh anggota G20. “Dari perspektif Indonesia, kita menjalankan apa yang menjadi preseden penyelenggaraan G20 dengan tetap mengharapkan kehadiran dari seluruh anggota G20 dalam berbagai rangkaian pertemuan G20,” tuturnya.

Pengamat hubungan internasional, Dinna Prapto Raharja mengatakan, AS saat ini dalam posisi mengunci setiap langkah Rusia di tiap forum dan kesempatan di dunia. Kata dia, melihat perkembangan di Eropa dan Ukraina, langkah AS ini lebih mengarah ke penguatan posisi AS ketika berhadapan dengan Rusia. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.