Dark/Light Mode

Utang Tembus 7.000 Triliun

Sri Mul Yakin, RI Tak Akan Bangkrut Seperti Sri Lanka

Sabtu, 16 April 2022 07:30 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww).
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww).

RM.id  Rakyat Merdeka - Utang pemerintah terus bertambah dan makin menumpuk. Per Februari lalu, nilainya sudah tembus Rp 7.000 triliun. Jumlah tersebut dianggap sebagian pihak sudah mengkhawatirkan. Namun, Menteri Keuangan, Sri Mulyani bilang, utang pemerintah itu masih aman, tak akan bangkrut seperti Sri Lanka.

Jumlah utang pemerintah itu tertuang dalam laporan Kementerian Keuangan dalam Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) KITA edisi Maret 2022, yang dirilis awal April lalu. Dalam laporan itu disebutkan, posisi utang pemerintah hingga akhir Februari mencapai Rp 7.014 triliun, dengan rasio utang pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 40,17 persen.

Baca juga : Syarief Hasan Minta Pemerintah Lebih Hati-hati

Posisi tersebut meningkat jika dibandingkan sebulan sebelumnya yang berada di angka Rp 6.919,15 triliun atau 39,63 persen dari PDB. Artinya, dalam sebulan, utang pemerintah bertambah Rp 95,43 triliun.

Jika dirinci, utang pemerintah didominasi instrumen Surat Berharga Negara (SBN) yang mencapai Rp 6.164 triliun atau sekitar 87,88 persen dari seluruh komposisi utang akhir Februari 2022. Besaran utang SBN ini terdiri dari domestik sebesar Rp 4.901,66 triliun dan valas sebesar Rp 1.262,53 triliun. Sri Mulyani mengatakan, meski jumlah utang sudah tembus Rp 7.000 triliun, posisi utang ini masih dalam batas aman, wajar, dan terkendali. Kata dia, jika dibanding negara lain, rasio utang RI terhadap PDB masih relatif rendah.

Baca juga : Sri Mulyani Waswas, Rakyat Ketar-ketir

“Rasio utang (Indonesia) termasuk relatif rendah diukur dari negara ASEAN, G20, dan seluruh dunia,” kata Sri Mulyani dikutip dari YouTube Kementerian Keuangan, kemarin.

Meski masih aman, eks Direktur Pelaksana Bank Dunia ini tetap mewaspadai adanya lonjakan utang karena kenaikan inflasi global dan pengetatan kebijakan moneter dari para bank sentral di dunia. Dua persoalan itu berpotensi meningkatan jumlah bunga utang dan cicilan yang perlu dibayarkan.

Baca juga : Maunya Imin Cs Tak Seperti Maunya Rakyat

Sri Mulyani memastikan akan mengelola utang dengan hati-hati agar tak sampai seperti Sri Lanka yang akhirnya mengumumkan gagal bayar. Negara itu bangkrut karena nggak bisa membayar utang luar negerinya sebesar 51 miliar dolar AS atau Rp 732 triliun.

“(Utang) Ini tetap kita jaga secara sangat hati-hati dan secara prudent. Kami lihat tekanan seluruh dunia ke negara-negara akan meningkat, seperti salah satu negara yaitu Sri Lanka, kami akan liat sisi bagaimana menjaga (porsi utang),” cetusnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.