Dark/Light Mode

Membumikan Literasi Lini Masa

Kamis, 19 Mei 2022 06:56 WIB
Adin Bondar (Foto: Dok. Perpusnas)
Adin Bondar (Foto: Dok. Perpusnas)

 Sebelumnya 
Pengembangan inovasi layanan digital terus dikembangkan, antara lain; (i) layanan E-resources adalah akses buku ke jurnal dan artikel elektronik dengan 3 miliar dengan 42 provider jurnal dan buku elektronik dalam dan luar negeri; (ii) Layanan iPusnas yakni perpustakaan digital bergerak dapat diakses dan diunduh melalui perangkat smartphone, desktop atau laptop dengan menggunakan digital right management (DRM) satu-satunya di Indonesia, dengan 892.747 buku digital; (iii) Satu pintu akses pengetahuan Indonesia One Search (IOS) tergabung kemitraan 8 ribu institusi/lembaga dengan 13 juta record repositori digital dapat diakses; (iv) Khastara pencarian informasi tentang naskah kuno dan manuskrip tersedia 1 juta manuskrip dan naskah kuno; (v) Layanan online ISBN/ISMN; (vi) Layanan pendidikan dan pelatihan melalui ruang kelas virtual melalui kelas virtual; (vi). Sistem aplikasi satu data perpustakaan Indonesia memuat protret dan nomor pokok perpustakaan Indonesia dengan jumlah 164.610 perpustakaan; (vii) Layanan akreditasi perpustakaan secara daring; (viii) akademi literasi sebagai ruang digital untuk kolaborasi pegiat literasi untuk pemberdayaan masyarakat yang integratif dengan 16.000 sukarelawan literasi di Indonesia.

Perpustakaan dalam pemulihan ekonomi nasional juga memiliki peran ekspansi kegiatan melalui transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial melalui konten literasi terapan potensi lokal dengan metode pendampingan, pelatihan dan bimbingan. Program ini telah terbukti ampuh dan terdapat 1.000 orang bangkit dalam keterpurukan hidupnya dengan kreativitas dan inovasi dengan bimbingan literasi terapan oleh perpustakaan.

Saat ini, keberhasilan perpustakaan tidak lagi diukur dengan banyaknya pengunjung dan koleksi dimiliki. Tapi, diukur dari tingkat akses dan dampak masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan. Maka paradigma perpustakaan berubah, perpustakaan menjadi pusat ilmu pengetahuan untuk mendorong inovasi dan kreativitas, pusat pemberdayaan masyarakat untuk mengembangkan potensi dan pusat pelestarian kebudayaan untuk pemajuan dan pelestarian karakter berbasis budaya.

Baca juga : Rumakeik Bangga Bersama Maung Bandung

Kegemaran Membaca Meningkat
Presiden Joko Widodo meletakkan fondasi kuat terhadap upaya penguatan budaya literasi untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia. RPJMN 2020-2024 fokus penguatan budaya literasi dengan sasaran mewujudkan masyarakat berpengetahuan, inovatif, kreatif dan berkarakter, meliputi penguatan budaya baca, perbukuan dan konten literasi serta peningkatan akses layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial.

Perpustakaan Nasional dengan berbagai strategis dan konsep kolaborasi literasi terus mengembangan akses masyarakat terhadap pengetahuan melalui berbagai sarana layanan mobil perpustakaan keliling digital, motor keliling, pojok baca digital, transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial terus dikembangkan sampai ke pelosok tanah air. Semua untuk mendekatkan sumber pengetahuan ke masyarakat untuk meningkatkan keterampilan hidup.

Bagaimana kegemaran membaca masyarakat kita? Membaca sebagai pola perilaku dalam mendapatkan informasi dan pengetahuan terus mengalami peningkatan. Ada empat faktor saling berkaitan dalam peningkatan kegemaran membaca, yakni kecakapan (proficiency), akses (access), alternatif (alternatives), dan budaya (culture).

Baca juga : Penguatan Literasi Digital Bagi Generasi Muda di Indonesia Timur

Hasil kajian Perpustakaan Nasional tahun 2021 menyimpulkan bahwa nilai kegemaran membaca sebesar 59,52 atau meningkat sebesar 3,78 poin dari tahun 2020 yang sebesar 55,74 poin. Dengan indikator frekuensi membaca sebanyak 4-5 kali per minggu, lama waktu (durasi) membaca 1 jam 34 menit per hari atau 8 jam 42 menit per pekan, jumlah bahan bacaan 4-5 bahan bacaan per triwulan, frekuensi akses internet untuk mengakses bahan bacaan sebanyak 5-6 kali per minggu dan akses internet untuk mengakses bahan bacaan selama 1 jam 46.5 menit per hari atau 10 jam 38 menit per minggu.

Sedangkan berdasarkan World Reading Habits tahun 2020 durasi membaca masyarakat Indonesia di angka 6 jam per minggu dengan posisi negara ke-16. Satu harapan bahwa Indonesia dalam menyongsong bonus demografi 2045 akan mampu terwujud bila ikhtiar bangsa baik pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota dan masyarakat berkolaborasi dalam upaya melakukan akselerasi buku, perpustakaan dan kegemaran membaca. Tidak ada negara kuat tanpa masyarakat memiliki budaya membaca kuat.

Akses terhadap buku, dan perpustakaan terus dikembangkan, penguatan peran sisi hulu sangat penting melalui penguatan peran yudikatif, legislatif, eksekutif, TNI/Polri, penulis/penerjemah, penerbit, perguruan tinggi dan juga pegiat literasi untuk membumikan literasi sampai ke ke daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) melalui diseminasi buku cetak dan digital yang murah, mudah dan terjangkau sesuai dengan potensi daerah.■

Baca juga : Mendambakan Liqa` Allah (3)

Penulis: Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca, Perpustakaan Nasional
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.