Dark/Light Mode

Krisis Pangan Dan Energi Di Depan Mata

Urusan Politik Lupakan Sejenak

Rabu, 22 Juni 2022 07:58 WIB
Presiden Jokowi saat mengingatkan mengenai ancaman krisis pangan dan krisis energi dalam Sidang Kabinet Paripurna, Senin (20/6). (Foto: Setpres)
Presiden Jokowi saat mengingatkan mengenai ancaman krisis pangan dan krisis energi dalam Sidang Kabinet Paripurna, Senin (20/6). (Foto: Setpres)

 Sebelumnya 
Berbagai permasalahan itu membuat dunia dilanda krisis yang menakutkan. Beberapa negara mengalami resesi karena inflasi yang naik drastis. Beberapa negara Afrika sudah teriak-teriak dan tidak sanggup lagi membeli bahan pangan yang harganya melambung tinggi.

Di dalam negeri, dampak krisis itu juga terjadi. Sejumlah harga kebutuhan pokok sudah naik selama sebulan terakhir. Ditambah lagi dengan persoalan minyak goreng yang belum kelar-kelar hingga hari ini.

Presiden Jokowi dalam beberapa kesempatan sudah berkali-kali berbicara soal ancaman krisis pangan dan energi yang sudah terjadi di depan mata. Senin, (20/6) saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan, Jokowi memberi warning ini.

Baca juga : Bupati Muna Mangkir Dari Panggilan Penyidik KPK

"Krisis energi, krisis pangan, krisis keuangan sudah mulai melanda beberapa negara. Ada kurang lebih 60 negara yang dalam proses menghadapi tekanan karena utang. Ekonominya tertekan. Tidak ada devisa. Sehingga, masuk pada yang namanya krisis ekonomi, krisis keuangan. Inilah yang harus betul-betul kita antisipasi," pesan Jokowi.

Peringatan serupa Jokowi sampaikan dalam pidato di Rakernas II PDIP di Sekolah PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, kemarin. Di sini, Jokowi kembali mengatakan ada informasi 60 negara akan ambruk ekonominya.

"Angka-angkanya saya diberi tahu, ngeri kita. Bank Dunia menyampaikan, IMF menyampaikan, UN PBB menyampaikan. Terakhir baru kemarin saya mendapatkan informasi 60 negara akan ambruk ekonominya, 42 dipastikan sudah menuju ke sana," kata Jokowi.

Baca juga : NasDem Hadirkan Politik Santun, Tanpa Gesekan

Jokowi pun meminta semua pihak waspada untuk segala bentuk krisis dari energi hingga pangan. "Siapa yang mau membantu mereka kalau sudah 42 negara, mungkin kalau 1, 2, 3 negara krisis bisa dibantu mungkin dari lembaga-lembaga internasional, tapi kalau sudah 42 dan mencapai 60, kita nggak ngerti apa yang harus kita lakukan. Sehingga berjaga-jaga, waspada, hati-hati adalah hal yang sangat kita perlukan," lanjut Jokowi.

Jokowi menjelaskan, Indonesia tidak berada posisi normal. Begitu krisis keuangan masuk ke krisis pangan, masuk ke krisis energi, akan menjadi kondisi yang mengerikan.

“Saya kira kita tahu semuanya. Sudah 1,2, 3 yang mengalami itu. Tidak punya cadangan devisa, tidak bisa beli BBM, tidak punya cadangan devisa, tidak bisa beli pangan, tidak bisa impor pangan, karena pangannya energinya impor semua," imbuh Jokowi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.