Dark/Light Mode

Nunukan Diobok-obok Intel Asing

Andika Hati-hati Bicaranya

Senin, 25 Juli 2022 06:50 WIB
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa. (Foto: Istimewa).
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa. (Foto: Istimewa).

 Sebelumnya 
"YBY ingin meninjau kondisi geografis Sebatik, Kabupaten Nunukan, dalam rangka pembangunan jembatan dan mengajak WN China berinisial BJ serta dua orang WN Malaysia berinisial HJK dan LBS bersamanya," kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Nunukan Washington Saut Dompak dalam keterangan resmi, Jumat (22/7).

Akan tetapi, bukannya mengajukan Visa Kunjungan B211A sesuai tujuan kedatangan, BJ justru menggunakan Visa Kunjungan Saat Kedatangan (VKSK/VOA) Khusus Wisata. Sedangkan HJK dan LBS menggunakan fasilitas Bebas Visa Kunjungan Singkat (BVKS) yang diperuntukkan untuk Wisata dikarenakan kedua WNA ini berkewarganegaraan Malaysia.

Berdasarkan keterangan resmi, ketiga WNA mengaku memasuki wilayah Indonesia untuk melihat proyek pembangunan jembatan antara Tawau dan Sebatik, Malaysia. Lokasi tersebut termasuk kawasan objek vital yang berada di lingkungan Angkatan Laut, sehingga mereka didatangi Satgas Marinir yang tengah bertugas.

Baca juga : Buruan Booster, Stok Vaksin Masih Banyak

"Dari hasil pemeriksaan, mereka tidak mengetahui bahwa salah satu lokasi tempat mereka berfoto adalah objek vital, yaitu pos perbatasan dan markas marinir," tutur Washington.

Saat ini, tiga WNA tersebut ditahan di ruang detensi Kantor Imigrasi Nunukan selama 30 hari. Detensi tersebut dilakukan atas dasar Pasal 75 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

Saat diminta tanggapan soal 2 WNA mencurigakan itu, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa hati-hati bicara. Dia mengaku belum menerima laporan resmi. Karena itu, ia belum bisa menjelaskan identitas yang ditangkap dan apakah memang mata-mata atau bukan.

Baca juga : Kasus Suap Pajak Bersifat Spesifik, Hakim Harus Hati-Hati Memutus Perkaranya

"Saya sendiri belum dapat laporan resmi. Tapi saya akan hati-hati, karena tadi, mata-mata itu juga saya harus tahu persis. Yang bilang itu kan bukan saya," kata Andika, saat di Mabes TNI di Cilangkap, Jakarta Timur, kemarin.

Andika mengatakan, ia harus mengetahui terlebih dahulu siapa saja yang ditangkap dan alasan penangkapan. "Sampai hari ini saya belum dapat laporan resmi. Tapi, saya janji, saya akan telusuri supaya proporsional penanganannya," ujarnya.

Anggota Komisi I DPR Dave Laksono mengaku sedih dengan kasus ini. Menurut dia, hal ini membuktikan masih lemahnya penjagaan wilayah sehingga masih bisa dibobol. Politisi Golkar ini menyampaikan, insiden penangkapan terhadap terduga mata-mata itu merupakan momen untuk memperbaiki sistem keamanan serta kemampuan intelijen Indonesia. Sehingga dipastikan tidak ada kebocoran atau pencurian data negara.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.