Dark/Light Mode

Bicara Krisis Ekonomi Global

Jokowi: Tahun Ini Sulit, Tahun Depan Gelap

Jumat, 30 September 2022 07:30 WIB
Presiden Joko Widodo menyampaikan arahan kepada seluruh menteri, kepala lembaga, kepala daerah, pimpinan BUMN, Pangdam, Kapolda dan Kajati di Jakarta, Kamis (29/9/2022). Presiden menyampaikan seluruh elemen harus saling bekerjasama dalam menghadapi ancaman inflasi, kondisi ekonomi global yang tidak menentu, serta untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrim. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/YU).
Presiden Joko Widodo menyampaikan arahan kepada seluruh menteri, kepala lembaga, kepala daerah, pimpinan BUMN, Pangdam, Kapolda dan Kajati di Jakarta, Kamis (29/9/2022). Presiden menyampaikan seluruh elemen harus saling bekerjasama dalam menghadapi ancaman inflasi, kondisi ekonomi global yang tidak menentu, serta untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrim. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/YU).

 Sebelumnya 
Selain itu, Jokowi juga senang melihat neraca dagang yang surplus 28 bulan berturut-turut mencapai 5,7 miliar dolar AS. Jokowi mengaku sengaja memaparkan angka-angka tersebut untuk menumbuhkan optimisme. Memang, kata dia, apa yang dihadapi bukan perkara yang gampang. Bukan barang yang mudah.

“Tetapi kita harus tetap optimis. Jangan pesimis,” ujarnya.

Melihat kondisi saat ini, Jokowi memprediksi kuartal ketiga tahun ini ekonomi akan tumbuh 5,4 sampai 6 persen.

Di ujung sambutannya, Jokowi kembali mengingatkan kepada Sri Mulyani agar hati-hati betul dalam mengelola APBN. Agar bijaksana betul menggunakan setiap Rupiah yang dimiliki, tidak jor-joran, dan betul-betul harus dijaga. Tidak boleh hanya berpikir uang itu hanya untuk hari ini atau tahun ini.

Baca juga : Krisis Energi, Gedung Wakil Rakyat Yunani Gelap Gulita

“Karena semua pengamat internasional menyampaikan bahwa tahun depan itu akan lebih ‘gelap’, tapi kalau kita punya persiapan amunisi, ini akan berbeda, sehingga betul-betul APBN kita APBN yang berkelanjutan,” pesannya.

Di tempat terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan APBN digunakan secara efektif dan efisien. Hal itu disampaikan Sri Mulyani saat menyampaikan pidato pengesahan UU APBN 2023 di Sidang Paripurna DPR, Jakarta, kemarin. Eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu megungkapkan Indonesia menjadi salah satu negara yang berhasil menjaga defisit APBN-nya pada masa pandemi. Akumulasi defisit APBN selama pandemi tahun 2020-2021 hanya 10,7 persen terhadap PDB (produk domestik bruto). Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan berbagai negara lainnya seperti Amerika Serikat (AS), India, serta Inggris yang melebihi 20 persen terhadap PDB.

“Ini artinya, kita Indonesia mampu menggunakan APBN secara efektif dan efisien, serta hati-hati dan terukur sebagai instrumen kebijakan dalam mengatasi dampak pandemi dan memulihkan ekonomi,” kata Sri Mul.

Anggota Komisi XI DPR Kamrussamad membenarkan, bila saat ini ketidakpastian global terus meningkat. Perang Rusia-Ukraina yang dibarengi dengan kebijakan agresif bank sentral dunia memiliki dampak rambatan yang kompleks. Bahkan, diprediksi resesi dunia bisa lebih dalam daripada 2022.

Baca juga : Billy Mambrasar: Komitmen Jokowi Bangun Papua Sangat Kuat

Selain perang Rusia-Ukraina yang belum berakhir, ada ancaman krisis geopolitik China-Taiwan, yang menjadikan eskalasi krisis 2023 makin tinggi. Kata dia, semua ini akan berujung pada terganggunya komoditas pangan dan energi.

Karena itu, dia berharap APBN 2023 harus menjadi instrumen untuk menjaga resiliensi dan shock absorber daya beli masyarakat.

APBN 2023 harus mampu menjaga daya beli dan stabilitas harga. “APBN 2023 harus waspada, tapi tetap fleksibel,” kata Kamrussamad, saat dikontak Rakyat Merdeka, tadi malam.

Politisi Gerindra ini menyebut, apa yang dihadapi pemerintah tidak mudah. Di tahun depan pemerintah menargetkan tingkat kemiskinan di angka 7,5-8,5 persen . Padahal di 2022, tingkat kemiskinan kita masih 9 persen. Untuk menurunkan tingkat kemiskinan 1,5 persen saja bukan hal yang sederhana, apalagi di tengah gelombang resesi 2023.

Baca juga : Jokowi: Nanti, Yang Untung Besar Itu Saumlaki Tanimbar

“Sebab itu, bantalan sosial harus selalu disiapkan dengan baik di APBN 2023. Ini penting untuk menjaga konsumsi masyarakat yang masih menjadi mesin utama pertumbuhan ekonomi kita,” pungkasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.