Dark/Light Mode

Keran Impor Dibuka, Petani Kecewa

Ambyar, Swasembada Beras Cuma Seumur Jagung Doang

Jumat, 9 Desember 2022 06:20 WIB
Ilustrasi Impor Beras. (Foto: Istimewa).
Ilustrasi Impor Beras. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Keputusan Pemerintah kembali membuka keran impor membuat petani kecewa. Musim panen segera tiba malah disambut dengan rencana kedatangan beras impor.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengaku sudah membuka keran impor 500 ribu ton beras. Izin diberikan ke Perum Bulog sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menerima penugasan.

Surat perintah dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk meminta agar segera diizinkan impor beras pun sudah diteken.

“Saya sudah beri izin untuk impor, datangkan beras sebanyak 500 ribu ton kapanpun diperlukan,” ujar Zulhas, Rabu (7/12).

Baca juga : Siswa Lebih Aktif, Santai Tidak Merasa Terbebani

Zulhas beralasan, impor beras dibuka karena stok beras surplus yang sem­pat disebut Kementerian Pertanian (Kementan) sebanyak 7 juta ton, dipertan­yakan Presiden Jokowi. Hal itu dibahas dalam rapat terbatas atau ratas.

“Kita ratas dipimpin Pak Presiden ‘ka­lau begitu mana berasnya?’ agar dibeli, stok Bulog bisa ditambah. Karena stok beras operasi pasar terus stoknya sedikit lagi. Karena stok itu harus 1,2 juta ton,” ungkap Zulhas.

Melihat kondisi ini, Jokowi memutus­kan memberi izin impor beras. Sementara, sebanyak 200 ribu ton akan segera dida­tangkan untuk cadangan beras Bulog.

“Ratas memutuskan bidang pangan ada Bapanas, dipimpin Menko dan Bapak Presiden, diputuskan kita harus menam­bah cadangan Bulog, tetapi dibeli di luar negeri,” pungkas Zulhas.

Baca juga : Aremania Minta Kejati Jatim Kembalikan Berkas Perkara Kanjuruhan

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas mengungkapkan, impor harus dilakukan karena cadangan beras tinggal 300 ribu ton. “Ini sangat rawan, karena kita ditugaskan 1 juta, minimal,” ungkapnya.

Dia mengatakan, mendatangkan 200 ribu ton beras bukanlah perkara mudah. Pasalnya, negara-negara produsen beras seperti India, Thailand, Pakistan, hingga Vietnam sedang membatasi ekspor besar untuk mengamankan pasokan mereka.

“Kami sedang berupaya. Tapi saya tak bisa pastikan Thailand, Vietnam, atau India. Begitu ada barang bisa beli, itu aja yang dibeli,” tegas Buwas.

Sementara Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo tak mau berkomen­tar soal impor beras. “Saya tidak bicara impor. Kalau impor tanya yang lain,” kata Syahrul.

Baca juga : Evan Dimas Ngerasa Bukan Sang Bintang

Syahrul menegaskan, produktivitas padi di dalam negeri sedang tinggi. Sehingga, kebijakan impor dirasa kurang tepat.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.