Dark/Light Mode

Tiap Hari Gempa, Apa Yang Harus Dilakukan?

Surono: Alam Tuan Rumahnya, Kita Tamunya

Senin, 12 Desember 2022 06:40 WIB
Ahli geofisika Indonesia yang pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono atau Mbah Rono. (Foto: Istimewa).
Ahli geofisika Indonesia yang pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono atau Mbah Rono. (Foto: Istimewa).

 Sebelumnya 
Artinya, sebenarnya kita sudah punya peta terkait gempa-gempa itu?

Gempa itu sudah dipetakan lah sama pusat, dengan megathrust, dengan sesar sebesar itu, tentu pergerakannya juga tinggi. Kita tahu, tapi kapan terjadinya dan besarnya, kita nggak tahu. Gempa tidak mengenal batas administrasi, suka-suka dia aja, nggak pakai KTP. Kalau bangunan kuat, ya gempa-gempa aja.

Apalagi poin penting yang harus diperhatikan untuk memitigasi dampak dari gempa ini?

Baca juga : Sinar Mas Salurkan Bantuan Kemanusiaan

Pendidikan masyarakat. Tentang bagaimana mengantisipasi, bagaimana membangun infrastruktur yang baik. Kalau diceritain, Cianjur nggak nyaman ya, kok roboh sedemikian hebatnya. Bukan faktor alamnya, karena Magnitudo gempanya tergolong kecil, tapi masif korbannya luar biasa.

Maksudnya bagaimana?

Itu (peta gempa) dipakai enggak sebagai Perda? Kalau bangun di sini harus begini. Izin kan pengawasan. Ada syarat itu nggak di Perda?

Baca juga : Ini Daftar Kuliner Nusantara Yang Disajikan Saat Makan Siang KTT G20

Karena yang membunuh itu bikinan manusianya. Bukan alamnya. Saya sering bilang kalau alam itu tuan rumahnya, kita ini tamunya. Kita harus menghormatinya. Misalnya, jam segini tuan rumah lagi sholat, kita jangan ketuk-ketuk dulu.

Jadi, riset kita tentang potensi gempa dan bencana lainnya, sudah maksimal?

Terus terang, kepedulian kita sampai sekarang untuk riset itu lebih kecil dari penghasilan mie instan, jauh. Ya gimana. Tanpa tahu bagaimana ancamannya, kita enggak tahu antisipasinya.

Baca juga : Menpora Pastikan SGBT Layak Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20

Presiden kan sangat concern terhadap isu ini. Apa komentar Bapak?

Kasihan juga Presiden tiap tahun Rakornas Penanggulangan Bencana, kasih arahan. Tapi kalau melihat kondisi kita saat ini, dibandingkan dengan tahun 2004 gempa tsunami Aceh yang menelan ratusan ribu korban jiwa, Kemudian gempa Nias tahun 2005 sebanyak 1.300 korban jiwa, lalu 2006 gempa di Jogja dengan 5.782 orang meninggal hingga gempa Padang tahun 2009 yang menewaskan 1.117 orang, tapi kita masih tetap sama seperti sekarang juga.Sistem mitigasi kita yang rapuh harus kita cari sendiri. Termasuk masyarakatnya, mau nurut nggak? [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.