Dark/Light Mode

Rame Isu Reshuffle Kabinet

Terserah Presiden, Yang Tak Sejalan Silakan Ganti

Kamis, 29 Desember 2022 06:30 WIB
Reshuffle kabinet - Ilustrasi (Kartun Mice)
Reshuffle kabinet - Ilustrasi (Kartun Mice)

 Sebelumnya 
“Bila menteri sudah tidak sehaluan dengan kebijakan Presiden Jokowi, lebih baik pecat saja,” kata @Abdul.

Akun @Sena_tri menilai reshuf­fle kabinet kali ini sudah tepat dilaku­kan. Soalnya, ada partai politik yang mengubah haluan di tengah jalan dengan mencapreskan yang antitesis dari pemer­intahan yang sekarang. “Yang main 2 kaki silakan angkat kaki. NasDem out,” saran @Arief.

Akun @jurangan_negara mengatakan, bagi yang sudah tidak sejalan lagi, sebai­knya punya malu untuk undur diri saja daripada dikeluarin. “Wong sudah punya visi bertolak belakang kok masih nggak malu jadi parasit,” kritiknya.

Baca juga : Mahyudin Dan TGB Layak Masuk Bursa Menteri

Menurut @sam_mambela, untuk mempertahankan kepuasan sebagian besar masyarakat terhadap kinerja dan hasil kinerja kabinet kerja, masyarakat sangat setuju jika segera dilakukan re­shuffle kabinet. Terutama menteri-menteri yang konsentrasi kerjanya sudah tergang­gu dengan persiapan Pemilu 2024.

“Presiden Jokowi yang mau reshuf­fle kabinetnya, tapi anehnya PKS yang malah ketar-ketir,” kata @irvan_yonas.

Sementara, @anak_alay tidak setuju adanya reshuffle kabinet. Dia bilang, Indonesia merupakan negara demokrasi, sehingga menteri yang beda aliran tidak semestinya diganti.

Baca juga : Reshuffle Kabinet Atau Nggak, Kita Lihat Saja...

“Reshuffle kabinet cuma karena ber­dasarkan diplomasi politik dan bagi-bagi jabatan, bukan karena kemampuan kerja,” ujar @HasbiHafis.

Akun @AryoBudiSas menyebut, berka­li-kali reshuffle kabinet menunjukkan ketidakjelian Presiden memilih para men­terinya. Kata dia, pengangkatan menteri terkesan seakan asal comot.

“Melihat hasil survei Charta Politika dengan angka kepuasan yang tinggi atas kinerja Pemerintah, tentu tidak ada alasan dilakukan reshuffle kabinet, kecuali kar­ena alasan politik,” ujar @Tano_Awj.

Baca juga : Partai Garuda: Reshuffle Hak Prerogatif Presiden, Tidak Harus Objektif

Namun, lanjut @Tano_Awj, reshuf­fle karena alasan politik, akan berisiko dan berpotensi memanasnya suhu/sta­bilitas politik.

Kata @nurhadi_a, selama kabinet Presiden Jokowi sejak 2019, reshuffle kabi­net sudah berlangsung selama 3 kali. “Kurang satu lagi dapat bonus,” kata dia. [TIF]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.