Dark/Light Mode

Waka BPIP: Penyusun Buku Wajib Paham Pancasila

Selasa, 28 Maret 2023 13:16 WIB
Pembahasan materi ajar Pancasila. (Foto: Ist)
Pembahasan materi ajar Pancasila. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Karjono Atmoharsono mengatakan, Materi Ajar Pancasila dari mulai Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai dengan Perguruan Tinggi yang akan diimplementasikan pada tahun ajaran 2023-2024 adalah 30 persen teori dan 70 persen praktek. 

Hal tersebut disampaikan Karjono saat menjadi keynote speech pada acara DKT pembahasan hasil penelaahan paripurna pertama Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila (BTUPP) melalui Rapat Kerja Penelaahan Tahap II (Finalisasi) Buku Pendidikan Pancasila Jenjang SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA Bersama Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, di Bogor, Senin (27/3).

Menurut dia, wajib hukumnya penyusunan buku teks utama pendidikan Pancasila memahami “Pancasila Sejati, Sejatinya Pancasila”. Karena itu pelajaran lebih banyak praktek dalam buku tersebut, lantaran sebagai upaya mewujudkan Pancasila dalam tindakan atau Pancasila in action.

Karjono menjelaskan, Pancasila sejati merupakan dasar dan ideologi Negara Republik Indonesia harus diketahui asal usulnya oleh bangsa Indonesia dari waktu ke waktu dan dari generasi ke generasi. "Sehingga kelestarian dan kelanggengan Pancasila senantiasa diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara," ujarnya. 

Hal ini tidak terlepas dari Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang dipimpin oleh dr. KRT Radjiman Wedyodiningrat telah menyelenggarakan sidang yang pertama pada tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 dengan agenda sidang membahas tentang dasar negara Indonesia merdeka. 

Selain itu, untuk pertama kalinya Pancasila sebagai dasar negara diperkenalkan oleh Ir. Soekarno, Anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia di depan sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 1 Juni 1945.

Karjono juga menjelaskan sejak kelahirannya pada tanggal 1 Juni 1945, Pancasila mengalami perkembangan hingga menghasilkan naskah Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945 oleh Panitia Sembilan dan disepakati menjadi rumusan final pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

Baca juga : BPIP: Sambut Ramadan Dengan Refleksi Aktualisasi Pancasila

Dia juga menekankan rumusan Pancasila sejak tanggal 1 Juni 1945 yang dipidatokan Ir. Soekarno, rumusan Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945 hingga rumusan final tanggal 18 Agustus 1945 adalah satu kesatuan proses lahirnya Pancasila sebagai Dasar Negara

Ia bahkan mengatakan, di dalam Buku Mata Ajar Pancasila saat ini terdapat di dalamnya Kewarganegaraan, dan berbeda dengan sebelumnya Pancasila ada di dalam Kewarganegaraan. Menurutnya dalam UU Sisdiknas mengatur Kewarganegaraan merupakan mata ajar wajib, sedang dalam PP 4 Tahun 2022 dalam Pancasila ada kewarganegaraan, artinya Pancasila merupakan mata ajar wajib.

Ia juga berharap kepada para penyusun, penelaah maupun penulis untuk satu pemahaman dan satu pandangan terhadap sejarah dan lahirnya Pancasila untuk Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila (BTUPP). “Saya berharap kepada Bapak Ibu para penelaah, penyusun dan penulis Tim Teknis untuk satu pandangan atau satu pemahaman terhadap history Pancasila ini," tegasnya.

Menurutnya sejarah lahirnya Pancasila sudah ditegaskan dalam Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila dan merujuk pada kearifan lokal sebagai sumber nilai Pancasila yang perlu dituangkan dalam Buku Teks Utama Pancasila.

Karjono juga mensosialisasikan Salam Pancasila yang digagas oleh Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri. Menurutnya, Salam Pancasila diartikan sebagai salam pemersatu bangsa yakni salam kebangsaan, bukan salam pengganti salam salah satu agama. 

"Salam Pancasila merupakan salam pemersatu bangsa, bukan berarti mengganti salam keagamaan, tetapi menyatukan keberagaman Indonesia," jelasnya. 

Dirinya juga menjelaskan pentingnya Indonesia Raya tiga Stanza digaungkan kembali di sekolah-sekolah sesuai dengan mandat Undang-undang Nomor 24 tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.

Baca juga : Karyono BPIP Kawal Penyusunan Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila

Menurutnya Ideologi Pancasila sangat penting dijaga dan diimplementasikan, karena sejak reformasi TAP MPR II 1978 tentang Eka Pancakarsa atau P.4 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku, 1 tahun kemudian Lembaga BP7 dibubarkan dan yang sangat memprihatinkan UU Sisdiknas diganti dan menghilangkan Mata Ajar atau mata kuliah Pancasila.

"Ini semua menjadi keprihatinan kita, maka dari itu kita perlu perkuat upaya-upaya untuk memperkokoh Pancasila," ujarnya.

Ia memaparkan akibat banyaknya penjegalan terhadap Pancasila banyak juga tantangan yang dihadapi seperti tingginya tingkat radikalisme dan terorisme kepada ASN, TNI, Polri, maupun kepada anak-anak generasi muda.

Meskipun demikian dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah nomor 4 tahun 2022 tentang Standar Pendidikan Nasional menjadi benteng pertahanan yang ingin merusak Ideologi Negara. 

Dalam kesempatan yang sama Direktur Pengkajian Materi Pembinaan Ideologi Pancasila, Aris Heru Utomo berharap kegiatan tersebut para penulis, penelaah dan penyusun memiliki pandangan yang sama tentang Buku teks Utama Pendidikan Pancasila SD/MI SMP/MTs dan SMA/ MA. 

“Setelah ini selanjutnya akan dilakukan finalisasi terkait dengan layout cover dan sebagainya sehingga pertemuan kali ini diharapkan dapat menuntaskan penyusunan materi terkait dengan buku ini," ujarnya.

Ia juga menjelaskan tim ini terdiri dari akademisi, praktisi pendidikan sementara para penulis adalah dari guru-guru dari berbagai jenjang Pendidikan yang ditunjuk oleh BPIP dan Kemendikbud Ristek. “Para penulis dan penelaah ini hari selanjutnya dibagi 12 kelas untuk mengoptimalkan tugas-tugasnya," tutupnya.

Baca juga : Waka BPIP Ajak Mahasiswa Undip Gotong Royong Bangun Ekonomi Pancasila

Kepala Pusat Perbukuan Kemendikbud Ristek, Supriyatno berharap, kepada tim untuk membuat buku supaya mudah di mengerti dan menarik pada siswa SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA.

Ia juga menekankan kepada tim penelaah, penulis dan penyusun untuk mengoptimalkan tugas dan fungsinya sehingga isi dari buku tersebut tidak ada persoalan setelah di implementasikan kepada para siswa. “Saya berharap dalam membuat narasi dalam bukunya itu lebih menarik bagi anak-anak kita," harapnya.  

Kegiatan yang diselenggarakan secara daring dan luring itu juga hadir Direktur Sosialisasi dan Komunikasi BPIP Prof Agus Moh Najib, Direktur Pengkajian Implementasi Pembinaan Ideologi Pancasila BPIP Irene Camelyn Sinaga, serta puluhan penyusun, penulis dan penelaah dari berbagai Kementerian dan Lembaga.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RMid. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.