Dark/Light Mode

Kritik Subsidi Mobil Listrik

Anies, Ditunggu Luhut Tuh...

Rabu, 10 Mei 2023 09:04 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Antara)
Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjawab kritik soal subsidi mobil listrik yang dilontarkan Anies Baswedan. Luhut bilang, kebijakan subsidi itu sudah melalui kajian panjang. Kalau ada yang mempersoalkan, segera datang menghadapnya. Mas Anies, ditunggu Pak Luhut tuh.. 

Kritik Anies soal kebijakan subsidi mobil listrik itu disampaikan dalam pidato politiknya di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Minggu lalu. Di hadapan pendukungnya, Anies menilai kebijakan subsidi mobil listrik kurang tepat. Soalnya, sasaran pemilik mobil listrik  termasuk masyarakat golongan mampu dan tidak membutuhkan subsidi.

Capres yang diusung Koalisi Perubahan ini pun menilai subsidi mobil listrik bukan solusi dari persoalan polusi udara. Anies menyebut, emisi karbon yang dihasilkan dari penggunaan mobil listrik pribadi berpotensi lebih besar dibandingkan dengan transportasi umum seperti bus berbahan bakar minyak (BBM).

"Kalau kita hitung apalagi ini contoh ketika sampai kepada mobil listrik emisi karbon mobil listrik per kapita per kilo meter sesungguhnya lebih tinggi daripada emisi karbon bus berbahan bakar minyak," kata capres yang didukung Partai NasDem-PKS dan Demokrat ini.

Kondisi tersebut terjadi lantaran mobil listrik hanya dapat digunakan untuk keperluan pribadi penggunanya. Sementara bus dapat digunakan untuk kepentingan umum dan dapat memuat banyak orang.

Baca juga : SPKLU PLN Di Jalur Utama Mudik Siap Ngecas Mobil Listrik, Ini Lokasinya

Anies lalu menceritakan pengalamannya saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Menurutnya, pemberian subsidi yang kurang tepat justru hanya akan menambah kemacetan di jalan raya. Menurut dia, akan lebih baik kalau yang didorong adalah kendaraan umum berbasis listrik atau kendaraan logistik berbasis listrik. Bukan mobil pribadi. 

Seperti diketahui, pemerintah memberikan bantuan berupa keringanan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) bagi mobil listrik. Mulai April hingga Desember 2023, PPN untuk mobil listrik dipangkas hanya menjadi 1 persen. Bantuan subsidi mobil listrik akan diberikan kepada 35.900 unit kendaraan hingga Desember 2023.

Menanggapi kritikan tersebut, Luhut langsung angkat suara. Kata dia, pemberian subsidi mobil listrik itu sudah melalui kajian panjang dan komprehensif. "Jadi saya kira seluruh dunia bukan hanya kita, jadi jangan kita melawan arus dunia juga," katan Luhut,  di Jakarta, kemarin.

Pensiunan jenderal bintang empat ini pun bersedia menjelaskan manfaat kebijakan terkait pengembangan kendaraan listrik yang tengah dilakukan pemerintah.

"Siapa yang berkomentar suruh dia datangi saya langsung, biar saya jelasin bahwa tidak benar omongannya," katanya.

Baca juga : Ada Subsidi PPN, Harga Mobil Listrik Wuling Air ev Turun Rp 21 Jutaan

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita ikut mengomentari kritikan dari Anies. Agus meminta kalau kebijakan itu dilihat secara komprehensif atau menyeluruh.

Politisi Golkar itu menegaskan, kebijakan subsidi itu dimaksudkan untuk mendorong penggunaan mobil listrik di masyarakat. Utamanya juga menekan emisi karbon dari kendaraan yang digunakan.

"Jadi kalau kita melihat pengembangan industri EV (electric vehicle) itu jangan dilihat dari satu faktor saja tapi faktor secara utuh harus kita lihat," kata Agus, saat ditemui di Kementerian Perindustrian, kemarin. 

Agus menguraikan kalau kebijakan mengenai mobil listrik ini melingkupi sektor hulu sampai hilir. Artinya, ada ekosistem yang bakal berdampak dari kebijakan subsidi mobil listrik ini.

"Karena ekosistem itu juga kita bentuk dan manfaat serta tujuan yang saya sampaikan tadi tidak bisa dilihat dari satu faktor saja," ungkapnya.

Baca juga : KSP: Insentif Pembelian Mobil Listrik Bisa Selamatkan Lingkungan

Menurutnya, penggunaan mobil listrik turut mendukung upaya pemerintah menekan emisi karbon hingga nol emisi karbon di 2060 mendatang. Sementara pada sisi pengembangan industri kendaraan listrik, itu akan membawa manfaat. Salah satunya membuka lapangan kerja bagi sejumlah kalangan. Disamping juga mendukung upaya hilirisasi nikel sebagai bahan baku baterai mobil listrik.

"Kita tidak boleh lupa bahwa pengembangan industri EV di Indonesia juga akan menciptakan tenaga kerja yang cukup tinggi di Indonesia dan bisa memanfaatkan program hilirisasi yaitu nikel yang sekarang sedang dijalankan oleh pemerintah," paparnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.