Dark/Light Mode

Pakar Siber: Banyak Kebocoran Data, Ancaman Serius Bagi Negara Dan Masyarakat

Senin, 17 Juli 2023 17:47 WIB
Pratama Persadha. (Dok. Pribadi).
Pratama Persadha. (Dok. Pribadi).

RM.id  Rakyat Merdeka - Dunia teknologi seringkali dibuat geger lantaran sering terjadi serangan siber serta pencurian data pribadi, baik lembaga pemerintah maupun koorporasi. Kebocoran data ini ancaman serius bagi negara dan masyarakat.

Pakar keamanan siber Pratama Persadha mengatakan, serangan siber yang paling akhir terjadi saat ini adalah pencurian data pribadi yang diklaim berasal dari Direktorat Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri.

Baca juga : Ganjar Bagikan Pengalaman Majukan Desa Wisata Ke Wali Kota, Camat Dan Kades Pariaman

"Informasi kebocoran data tersebut diunggah pada sebuah forum yang biasa dipergunakan untuk melakukan jual beli kebocoran data yang seorang hacker berhasil dapatkan pada tanggal 14 Juli 2023 oleh seseorang dengan nama samaran RRR," kata Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC tersebut.

Data pribadi yang diklaim didapatkan oleh akun RRR tersebut berjumlah 337 juta data terkait penduduk Indonesia yang berhasil didapatkannya dari server dukcapil.kemendagri.go.id.

Baca juga : Pameran Lukisan Dari 25 Negara Hiasi Rakernas KNPI

Peraih Doktor dari UGM dan UI ini menambahkan, jika ada beberapa field yang sangat berbahaya bagi masyarakat terdampak kebocoran data ini karena terdapat, field NAMA_LGKP_IBU, dimana data nama lengkap ibu kandung ini biasanya dipergunakan sebagai lapisan keamanan tambahan di sektor perbankan.

Karena nama lengkap ibu kandung ini akan diminta pada saat melakukan pembukaan rekening bank serta kartu kredit, dan jika kita melakukan aktivitas perbankan melalui customer service, baik melalui telepon atau offline di cabang bank, maka akan ditanyakan nama ibu kandung pada saat melakukan verifikasi data perbankan selain data diri dari nasabah.

Baca juga : Pembinaan Dan Pendidikan Ubah WBP Terorisme Jadi Agent Of Change Di Masyarakat

Dapat dibayangkan betapa berbahayanya data nama ibu kandung tersebut jika sampai data ini jatuh ke tangan orang yang akan melakukan tindakan kriminal dan penipuan.

"Terutama jika data tersebut digabungkan dengan kebocoran data lainnya sehingga bisa mendapatkan profil data yang cukup lengkap dari calon korban penipuan seperti Nama, NIK, Nomor KK, Alamat, No HP, Alamat Email, Nomor Rekening, Nama Ibu Kandung," ujarnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.