Dark/Light Mode

Fakta Seputar Cacar Monyet: Gejala, Penularan, Risiko Kematian, Dan Pencegahan

Senin, 23 Oktober 2023 19:52 WIB
Fakta Seputar Cacar Monyet: Gejala, Penularan, Risiko Kematian, Dan Pencegahan

RM.id  Rakyat Merdeka - Kasus cacar monyet (monkeypox) di Indonesia, dilaporkan berjumlah delapan orang per 22 Oktober 2023. Penyakit yang disebabkan oleh virus ini disebabkan oleh monkeypox virus, genus Orthopoxvirus, famili Poxviridae.

Penyakit ini diberi nama cacar monyet, karena virusnya pertama kali ditemukan pada monyet di tahun 1958.

Pertama kali, kasus cacar monyet ditemukan pada manusia di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970.

Gejala

Dokter sekaligus Edukator Kesehatan, dr. Adam Prabata menjelaskan, dalam periode invasi, cacar monyet memunculkan gejala demam, nyeri kepala, nyeri otot, dan nyeri punggung. Serta pembesaran kelenjar getah bening.

Sekitar 1-3 hari setelah demam, muncul ruam pada kulit. Berlokasi di wajah (95 persen), telapak tangan dan kaki (75 persen), mulut (70 persen), kelamin (30 persen), konjungtiva (20 persen).

Ruam dapat berbentuk kemerahan pada kulit, lenting berair, lenting bernanah, dan papul.

"Ruam dan lenting di kulit berjumlah sedikit, atau bahkan hanya satu. Bisa juga terimdi nyeri dan perdarahan pada anus. Serta munculnya ruam dan lenting di area kelamin dan selangkangan," jelas dr. Adam via Instagram.

Baca juga : Ganjar Tawarkan Konsep Investasi Kawasan Industri Kesehatan Ke Ratusan Pengusaha

Perlu diketahui, ruam dan lenting muncul dalam periode yang tidak bersamaan. Lesi muncul, tanpa atau sebelum demam.

Risiko Kematian

dr. Adam menerangkan, risiko kematian akibat cacar monyet secara umum mencapai 1-10 persen. Terdapat +/- 1 persen risiko kematian akibat cacar monyet yang menyebar di dunia saat ini.

Namun perlu diingat, ada orang-orang yang rentan jika terkena cacar monyet, dan berisiko sakit berat hingga meninggal dunia.

"Kelompok rentan itu adalah anak-anak berusia di bawah 8 tahun, orang dengan sistem imin yang lemah, hamil atau menyusui, serta memiliki riwayat eksim," urai dr. Adam.

Penularan

Cacar monyet dapat menular melalui lima hal berikut:

1. Kontak erat dengan orang yang memiliki ruam dan lenting cacar monyet. Melalui kontak wajah dan wajah, kontak kulit dan kulit, kontak mulut dan mulut, serta kontak mulut dan kulit. Juga hubungan seksual.

2. Permukaan benda yang terkena virus cacar monyet (handuk, kasur, barang elektronik, dan sebagainya).

Baca juga : Maruarar Sirait Raih Penghargaan Tokoh Penggerak Kepemudaan Dan Olahraga

3. Droplet respiratorik

4. Ibu hamil ke janin, setelah melahirkan saat kontak kulit, serta kontak erat orang tua dan anak.

5. Belum diketahui pasti, apakah bisa menular melalui cairan tubuh (cairan sperma, cairan vagina, cairan amnion, darah, atau ASI).

Pencegahan

Cacar monyet dapat dicegah dengan empat cara berikut:

1. Hindari kontak (kulit ke kulit dan wajah ke wajah) dengan orang yang bergejala

2. Cuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol.

3. Pakai masker dan terapkan etika batuk.

Baca juga : Dosen IPB Ingatkan Faktor Keamanan Dalam Pemilihan Kemasan Pangan

4. Melakukan hubungan seksual yang aman.

Vaksinasi

Sebagai pencegahan cacar monyet, vaksin JYNNEOS diberikan dalam dua dosis, kedi empat minggu.

Vaksin JYNNEOS direkomendasikan untuk:

1. Gay, biseksual, berhubungan dengan gay, transgender, non-binary, atau gender-diverse

2. Berhubungan seksual atau intim dengan orang yang mungkin terkena cacar monyet, atau dalam 6 bulan diketahui memiliki:

  • Infeksi menular seksual minimal 1 kali
  • Kelemahan sistem imun, misalnya HIV
  • Kontak seksual atau intim dengan orang yang mungkin terkena cacar monyet
  • Partner seksual lebih dari satu

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.