Dark/Light Mode

Asal National Interest Terlindungi

Luhut: Ke Kiri Dan Ke Kanan, Kita Baik-Baik Saja

Sabtu, 18 November 2023 15:44 WIB
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Instagram)
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yang masih menjalani masa pemulihan di Singapura, menyampaikan pandangannya, soal pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Pertemuan tersebut antara lain menyepakati program di bidang mineral penting (critical minerals), khususnya nikel.

Luhut mengatakan, critical minerals ini telah melalui suatu proses negosiasi panjang, yang akhirnya bisa dipahami sebagai kepentingan bersama.

"Artinya, Amerika paham betul, tanpa Indonesia, mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan 11 kali jumlah mobil listriknya pada tahun 2030," kata Luhut via reels Instagram, Sabtu (18/11/2023).

Luhut mengaku telah berbicara dengan senior advisor yang merupakan pembantu dekat Presiden Biden, Amos Hochstein serta National Security Advisor Jack Sullivan dan staf Biden lainnya terkait persoalan critical minerals.

Baca juga : Gema Ganjar-Mahfud Terasa Hingga Amerika Dan Kanada, Begini Ceritanya

"Intinya menjelaskan, bahwa Indonesia itu hanya masalah survival saja. Kita tidak mem-banned seluruh nickel ore. Setelah turunan ke berapa, ya silakan saja. Bebas. Tapi, biarkan rakyat Indonesia menikmati nilai tambahnya, sampai ke turunan dua atau tiga," jelas Luhut.

Dia pun menceritakan pengalamannya saat dijenguk utusan khusus (special envoy) Presiden AS untuk masalah iklim, John Kerry tiga hari lalu. Luhut mengaku bertanya-tanya, mengapa John Kerry sampai menjenguk dirinya.

Ternyata jawabannya, ini adalah bentuk penghormatan mereka kepada Presiden Joko Widodo. Luhut mengatakan, semua petinggi yang datang menjenguknya, membawa rasa hormat mereka kepada Presiden Joko Widodo, yang dinilai bisa bernavigasi di tengah keadaan ekonomi dunia yang tidak baik seperti sekarang ini.

"Saya jelaskan ke John Kerry, lihat sekarang rumput laut. Itu kan kita bikin juga, sebagai bagian dari penanganan masalah climate change. Alam memberikan kita depleted reservoir, kita punya saline aquifer yang jumlahnya hampir 400 giga ton. Bisa di-inject CO2 ke dalamnya," beber Luhut.

Baca juga : Istana: Hubungan Jokowi-Mega Baik-baik Saja

"Artinya apa? Kita ke kiri dan kanan, baik-baik saja. Ke China baik, ke Amerika juga baik, sepanjang national interest kita juga terlindungi. As simple as that," lanjutnya.

Luhut pun menjelaskan duit 300 juta dolar AS milik Pertamina yang ditahan di Venezuela, berhasil dilepaskan Amerika. Sehingga dapat kembali ke kantong BUMN perminyakan itu. Tanpa keluar uang sepeser pun.

"Kami jelas berbicara dengan mereka. Kalau Anda memang berteman sama kami, ya buktikan dong perkawananmu itu. Kami nggak pernah against kalian kok. Kami hanya membela kepentingan nasional Indonesia. Itu saja, dan mereka menghargai sikap itu," tandas Luhut.

 

Baca juga : Bantah Pecah Kongsi, Puan: Hubungan PDIP Dengan Jokowi Baik-baik Saja

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.