Dark/Light Mode

KSP Kaji Penambahan Stasiun Kereta Cepat Di Kopo, KCIC Terkendala Dana Dan Lahan

Rabu, 29 November 2023 19:56 WIB
Ilustrasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh. (Foto: Dwi Pambudo/RM)
Ilustrasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh. (Foto: Dwi Pambudo/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, memimpin diskusi membahas peluang penambahan stasiun untuk Kereta Api Cepat Jakarta Bandung atau Whoosh di daerah Kopo, Bandung, Jawa Barat.

Diskusi itu dihadiri oleh sejumlah stake-holder, di antaranya; PT Kereta Cepat Indonesia China (PT KCIC), PT Kereta Api Indonesia, serta perwakilan dari Kementerian Koordinasi Bidang Maritim dan Investasi, dan Kementerian Perhubungan.

Dalam diskusi itu, Moeldoko berharap pemberhentian terakhir dari Kereta Cepat Jakarta-Bandung harus benar-benar berhenti di Kota Bandung. 

Sementara saat ini penumpang berhenti di Stasiun Padalarang, Bandung Barat atau Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung. Untuk menuju kota Bandung, penumpang Whoosh harus berganti moda transportasi.

"Karena ini kereta cepat Jakarta-Bandung ya harusnya berhenti benar-benar di Bandung," kata Moeldoko di Bina Graha, Jakarta, Rabu (29/11).

Baca juga : Kebijakan Penangkapan Ikan Terukur Kendalikan Lingkungan

Selain itu, mantan Panglima TNI ini juga menyoroti kenyamanan penumpang Whoosh ketika berganti moda transportasi. Menurutnya, penting ada kepastian ketersediaan kursi di kereta feeder setelah tiba di Padalarang.

Dalam pengembangan lebih lanjut, Moeldoko menegaskan bahwa KSP akan terus berkoordinasi dengan Kementerian dan Lembaga terkait untuk mengkaji kemungkinan penambahan stasiun kereta api cepat. 

Jika pembangunan tersebut akan dilakukan tentu harus memperhatikan dampak yang positif terhadap masyarakat. 

“Silahkan dipersiapkan kajiannya,” tutup Moeldoko

Terkendala Dana Dan Izin Lahan

Direktur Utama PT KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi menyatakan bahwa meskipun usulan pengembangan stasiun di Kopo sudah menjadi pertimbangan, keterbatasan dana dan izin penggunaan lahan masih menjadi kendala. 

Baca juga : IKN Cetak Petani Modern Dan Ramah Lingkungan

"Terdapat lahan sekitar 30 hektar di Kopo dan itu memungkinkan (dibangun stasiun), tetapi KCIC belum ada dana untuk itu," ungkapnya.

Sementara itu, Plt Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Pertambangan dan Investasi, Rifky Setiawan, menyoroti perlunya kajian lebih lanjut terkait pembangunan stasiun di Kopo. 

Karena menurutnya, fokus pendanaan saat ini ada pada empat stasiun yang sudah beroperasi, yaitu Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar. 

"Kalau nanti dibutuhkan 1 stasiun lagi, kami (Kemenkomirnves) akan menyoroti dari sisi pendanaan," tambahnya.

Dengan empat stasiun Kereta Api Cepat yang telah beroperasi, yakni Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar, KCIC telah menjalin kerjasama dengan berbagai operator untuk integrasi antarmoda. 

Baca juga : Amran Minta Pengadaan Di Kementan Jaga Integritas Dan Patuhi Aturan

Stasiun Halim, misalnya, menyediakan akses ke LRT Jabodebek, Damri menuju bandara Soekarno Hatta, Transjakarta, dan layanan taksi konvensional.

Stasiun Padalarang juga memiliki kereta feeder untuk penumpang menuju Stasiun Cimahi dan Stasiun Bandung, serta layanan kereta Commuter line Bandung Raya dan Commuterline Garut yang dapat diakses langsung oleh penumpang kereta Whoosh di Stasiun Padalarang. 

Untuk Stasiun Tegalluar, akses penumpang dimudahkan melalui exit tol KM 149 dan jembatan Cibiru baru, dengan tambahan layanan Damri.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.