Dark/Light Mode

Prof Tjandra Soroti Kemunculan 3 Kasus Lumpuh Layu Akut Di Indonesia

Kamis, 11 Januari 2024 15:22 WIB
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama.

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama angkat bicara soal temuan tiga kasus lumpuh layu akut atau Acute Flaccid paralysis (AFP) yang disebabkan oleh Virus Polio Tipe Dua oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Dari 3 kasus itu, sebut Prof Tjandra, dua di antaranya ditemukan di provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur pada Desember lalu. Sedangkan satu kasus lainnya ditemukan di Jawa Timur pada 4 Januari 2024.

Selain di Indonesia, kasus Polio juga dilaporkan muncul di sejumlah negara antara satu hingga 10 kasus dalam sepekan terakhir.

Baca juga : Prabowo Dan Menteri Kabinet Jokowi Dorong Pembangunan Tanggul Laut Raksasa

"Kalau kita tengok laman Global Polio Eradicaton Initiative (GPEI) 3 Januari 2024," kata Prof Tjandra.

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini merinci 4 sampel lingkungan positif wild polio virus atau WPV 1 di Pakistan. 

Sementara di Republik Demokratik Kongo ada 2 kasus cVDPV1. Masing-masing satu kasus cVDPV2 dan satu sampel lingkungan positif cVDPV2.

Baca juga : Kemenkes Temukan 3 Kasus Lumpuh Layu Akut Akibat Virus Polio

Kasus terbanyak ditemukan di Guinea, yakni 10 kasus cVDPV2. Kemudian di Madagaskar, satu kasus cVDPV1 dan satu sampel lingkungan positif cVDPV1. Serta tiga kasus cVDPV2 di Mali.

Sisanya masing-masing satu kasus cVDPV2 tersebar di Niger, Sudan Selatan dan Tanzania.

Dalam laman GPEI ini, kata Prof Tjandra disebutkan juga bahwa Indonesia pernah melaporkan 4 kasus cVDPV pada tahun 2023 dan dua kasus di tahun 2022.

Baca juga : KGG: Saatnya Pemilih Pandai Menentukan Masa Depan Indonesia

"Tentu dalam waktu tidak terlalu lama maka kasus di Jawa Tengah dan Jawa Timur akan dilaporkan pula ke WHO dan tercatat dalam data dunia seperti negara-negara di atas," lanjut Prof Tjandra.

Seperti diketahui, GPEI dibentuk untuk eradikasi polio di dunia, dan kegiatannya didukung oleh World Health Organization (WHO), United Nations Children’s Fund (UNICEF), Rotary International, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, Bill & Melinda Gates Foundation dan GAVI the vaccine alliance.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.