Dark/Light Mode

Tingkatkan Ekonomi Dan Kurangi Sampah

Sukarelawan Ganjar-Mahfud Gelar Pelatihan Budidaya Maggot Di NTB

Kamis, 18 Januari 2024 16:08 WIB
Sukarelawan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD GAMA di Nusa Tenggara Barat NTB mengadakan pelatihan budidaya maggot di Desa Kotaraja, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur (NTB), Kamis (18/1/2024). (Foto: Ist)
Sukarelawan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD GAMA di Nusa Tenggara Barat NTB mengadakan pelatihan budidaya maggot di Desa Kotaraja, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur (NTB), Kamis (18/1/2024). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sukarelawan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD (GAMA) di Nusa Tenggara Barat (NTB) mengadakan pelatihan budidaya maggot di Desa Kotaraja, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, NTB, Kamis (18/1/2024). 

Koordinator GAMA NTB, Erwin Hidayat menyatakan bahwa pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan teknis mengenai budidaya maggot, tetapi juga menjadi pintu akses bagi masyarakat untuk meraih keuntungan besar dengan investasi yang relatif kecil.

"Pelatihan maggot ini sebagai salah satu terobosan untuk menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat. Bisnis ini modal kecil untung besar," ujar Erwin.

Baca juga : Masyarakat Banjar Sambut Kemenangan Ganjar-Mahfud Lewat Pelatihan Ikan Air Tawar

Budidaya ternak maggot tidak hanya dianggap sebagai peluang ekonomi tetapi juga sebagai solusi untuk mengatasi sampah organik yang menjadi masalah di masyarakat. Erwin menekankan bahwa usaha ini dapat membantu mengurangi jumlah sampah organik di Lombok Timur.

"Pengembangan usaha maggot ini di masyarakat akan mengurangi sampah organik yang ada di Lombok Timur," tambahnya.

Peternak maggot sekaligus narasumber, Lalu Supratman menyatakan bahwa permintaan pasar untuk produk hasil budidaya maggot sangat tinggi. Inisiatif seperti ini diharapkan tidak hanya menjadi solusi terhadap masalah sampah organik tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat.

Baca juga : Puluhan Ribu Relawan Ganjar-Mahfud Serentak Geruduk Rumah Di Jabar-Banten

"Rata-rata panen 5 kg sampai 10 kg dijual per kg Rp 7 ribu sampai Rp. 10 ribu. Tapi kalau kami olah lagi di open, bisa dijual Rp 100 ribu per kg," ujarnya. 

Ia berharap inisiatif seperti ini tidak hanya menjadi solusi terhadap masalah sampah organik tetapi juga membuka pintu peluang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi lokal dengan modal yang terjangkau. 

"Untuk mengatasi sampah organik. Terus permintaan pakan dari maggot untuk bahan pakan sangat tinggi, seperti untuk pakan ayam, lele, ikan, burung hingga bisa dipakai untuk pupuk organik," ucap Supratman. 

Baca juga : TPD Jelaskan Kronologis Kericuhan Pesta Rakyat Ganjar-Mahfud Di Banyumas

Masyarakat menunjukkan antusiasme tinggi terhadap pelatihan ini. Salah satu peserta, Lalu Khaerul Waris (58), menyatakan ketertarikannya untuk budidaya maggot karena nilai bisnisnya yang tinggi.

"Saya tertarik untuk budidaya maggot ini karena nilai bisnisnya sangat tinggi, telurnya aja dijual bisa mahal, belum maggot kalau sudah siap jadi pakan," ucap Waris.

Selain memberikan pengetahuan, sukarelawan Ganjar-Mahfud juga memberikan telur maggot dan alat pengembangan kepada masyarakat sebagai dukungan dalam budidaya maggot.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.