Dark/Light Mode

Geng Bersenjata Ngamuk Di Haiti, KBRI Siapkan Evakuasi WNI Lewat Jalur Darat

Selasa, 5 Maret 2024 15:20 WIB
Dubes Indonesia di Havana, Nana Yuliana
Dubes Indonesia di Havana, Nana Yuliana

RM.id  Rakyat Merdeka - Kedutaan Besar di Havana memastikan tujuh WNI ada di Haiti dalam keadaan aman, menyusul keadaan darurat yang ditetapkan pemerintah setempat. 

Belasan orang tewas akibat pelarian massal dari penjara terbesar Haiti yang terletak di Port-au-Prince. Geng bersenjata menyerbu penjara terbesar di Haiti itu pada Minggu (3/3/2024) pagi. Serbuan ini membuat sekitar 3.600 narapidana telah berhasil melarikan diri.

Dubes Indonesia di Havana, Nana Yuliana dalam keterangan tertulisnya menyebutkan, para WNI bekerja sebagai spa terapis di Port-au-Prince. Mereka berada dalam keadaan aman dan tempat mereka bekerja jauh dari wilayah konflik.

"KBRI Havana menghimbau para WNI untuk waspada dan tetap berada di rumah akibat kondisi politik dan keamanan di ibu kota Haiti tersebut," ujar kepada Kantor Berita Antara, Selasa (5/3/2024).

Baca juga : Genjot Kinerja Perusahaan, PLN EPI Siapkan Lima Jurus Jitu

Nana Yuliana juga menyampaikan agar para WNI menghindari daerah konflik. Ia juga mengimbau WNI untuk segera menghubungi hotline KBRI jika terjadi hal yang membahayakan.

KBRI Havana berencana melakukan evakuasi WNI melalui jalur darat ke negara tetangga, Republik Dominika, melalui wilayah perbatasan antara Haiti dan Republik Dominika. 

Pihak KBRI juga berencana akan mendorong para WNI untuk keluar dari Haiti dan mencari pekerjaan di negara Karibia lainnya yang lebih aman.

kKBRI telah menyiapkan beberapa opsi pilihan evakuasi. Salah satunya lewat jalur darat dari Port-au-Prince, Haiti, menuju Republik Dominika yang berbatasan dengan Kuba. Dikarenakan belum ada pesawat yang memasuki Haiti sejak pekan lalu.

Baca juga : Permudah Petani Dapatkan Pupuk, Ini Hal Yang Akan Dilakukan Ganjar Pranowo

Berdasarkan pantauan media, situasi sangat mencekam. Terjadi pembunuhan acak dan tindak kekerasan terhadap masyarakat yang diduga anggota geng lawan.

"Saat ini geng kriminal bersenjata telah menguasai 80 persen wilayah ibukota Port-au-Prince," kata Dubes RI dari pernyataan KBRI di @indonesiainhavana, Selasa (5/3).

Haiti telah lama berada dalam krisis politik dan sosial yang meningkat setelah pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada 7 Juli 2021.

PBB telah memutuskan untuk mengerahkan polisi multinasional ke Haiti yang akan dipimpin Kenya untuk memulihkan situasi keamanan.

Baca juga : Gelar OTT, KPK Dikabarkan Tangkap Pejabat Maluku Utara

Beberapa negara seperti Bahamas, Bangladesh, Barbados, Benin, dan Chad telah menyatakan untuk bergabung dengan pasukan polisi multinasional.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.