Dark/Light Mode

Ternyata Penyebutan Flu Singapura Salah Kaprah, Ini Penjelasan Prof Tjandra

Minggu, 31 Maret 2024 15:33 WIB
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama. Foto: Dok Pribadi
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama. Foto: Dok Pribadi

RM.id  Rakyat Merdeka - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama meluruskan penyebutan Flu Singapura yang lagi merebak di beberapa wilayah di Indonesia.

Menurut Prof Tjandra, penyakit tersebut sebenarnya bukan Flu Singapura. Melainkan Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau Penyakit Tangan Kaki Mulut (PTKM).

"Penyakit ini sering kali secara ‘salah kaprah’ disebut sebagai Flu Singapura," kata Prof Tjandra, dalam keterangannya kepada RM.id.

Kesalahan penyebutan itu, ingat Prof Tjandra bermula sejak beberapa tahun lalu ketika anak-anak yang datang dari Singapura mengalami keluhan penyakit ini.

Direktur Pascasarjana Universitas YARSI ini menjelaskan bahwa PTKM adalah penyakit yang cukup sering ditemui pada anak dan bayi. Masa inkubasinya 3-7 hari dan ditandai dengan demam, ruam pada kulit, dan benjolan kecil di telapak kaki, tangan, dan mukosa mulut. 

Baca juga : Telepon Presiden Jokowi, PM Singapura Bahas 3 Perjanjian Yang Berlaku Kemarin

Penderita biasanya tidak nafsu makan, merasa tidak enak badan, dan mengalami nyeri tenggorokan.

"Biasanya, satu atau dua hari setelah demam, muncul keluhan nyeri di mulut yang dimulai dari blister dan dapat menjadi mucus. Lesi dapat terjadi pada lidah, gusi, atau bagian dalam mulut lainnya," papar Prof. Tjandra.

Meskipun bukan penyakit berat, PTKM ini membutuhkan perhatian karena dapat menular dengan mudah. 

Penularannya terjadi melalui kontak langsung, cairan hidung dan tenggorokan, saliva, cairan dari blister, atau tinja pasien. Masa penularan paling tinggi pada minggu pertama terinveksi.

"HFMD akan sembuh dalam 7-10 hari dan pengobatannya hanya bersifat suportif," kata Prof. Tjandra.

Baca juga : Jangan Merokok Saat Buka Puasa, Ini 3 Pesan Penting Prof Tjandra Untuk Perokok

Ia melanjutkan bahwa tidak ada pencegahan khusus untuk HFMD, namun risiko tertular dapat diturunkan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), seperti cuci tangan pakai sabun (CTPS).

"Jika keluhan cukup berarti, konsultasikan ke petugas kesehatan terdekat," saran Prof. Tjandra.

"Keluhan cukup berarti memang baik berkonsultasi ke petugas kesehatan terdekat," sarannya.

Penyebab HFMD adalah enterovirus secara umum, termasuk coxsackievirus A16, EV 71 dan echovirus.

"Memang pada kejadian amat sangat jarang, HFMD akibat EV 71 juga dapat menyebabkan meningitis dan bahkan encephalitis," tuturnya.

Baca juga : Teten Gaet Vietnam Perkuat Kerja Sama KUKM Dan Produksi Pangan

Infeksi EV 71 bermula dari saluran cerna yang kemudian menimbulkan gangguan neurologik. Selain itu, HFMD akibat coxsackievirus A16 juga dapat menyebabkan meningitis.

Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), per minggu ke-11 tahun 2024 atau sekitar awal Maret, disebutkan sudah 5.461 orang di Indonesia terjangkit flu Singapura.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.