Dark/Light Mode

Apresiasi Vonis 10 Tahun Penjara Untuk Andhi Pramono

KPK Pamer Pengusutan Kasus Korupsi Lewat LHKPN

Senin, 1 April 2024 19:01 WIB
Foto: Oktavian/Rakyat Merdeka.
Foto: Oktavian/Rakyat Merdeka.

RM.id  Rakyat Merdeka - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengapresiasi Majelis Hakim yang memutus eks Kepala Bea Cukai Makassar Andhi Pramono dengan hukuman 10 tahun penjara.

“Putusan itu sesuai dengan seluruh alat bukti yang diajukan Tim Jaksa dalam membuktikan dakwaannya,” ujar Kepala Bagian (Kabag) Pemberitaan KPK Ali Fikri lewat pesan singkat, Senin (1/4/2024).

Kaitan besaran nilai gratifikasi juga sama dengan isi surat tuntutan, kata Ali, juga merupakan gambaran bahwa Majelis Hakim juga memiliki pemahaman dan pendapat yang sama terkait dengan diperlukannya aset recovery dari hasil tindak pidana korupsi yang dinikmati pelaku.

“Hal ini juga menguatkan bahwa terobosan KPK melalui pelaporan LHKPN yang tidak sesuai dengan profilnya dapat menjadi pintu masuk dalam penelusuran tindak pidana korupsi yang dilakukan para Penyelenggara Negara,” ungkapnya.

Saat ini, kata Ali Tim Jaksa masih pikir-pikir dan memerlukan waktu selama 7 hari ke depan untuk menyatakan langkah hukum berikutnya.

Sebelumnya, Majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta menjatuhkan vonis 10 tahun penjara kepada Andhi Pramono dan pidana denda sebesar Rp 1 miliar.

Baca juga : Ini Isi Surat Presiden Palestina Untuk Prabowo Yang Dikirim Lewat Kedubes

“Menjatuhkan pidana oleh karena itu terhadap terdakwa Andhi Pramono dengan pidana penjara selama 10 tahun dan pidana denda sebesar Rp 1 miliar, dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar, diganti dengan pidana kurungan selama 6 bulan,” ucap ketua majelis hakim Djuyamto membacakan amar putusannya di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Senin (1/4/2024).

Hakim menyatakan, Andhi Pramono terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi berupa penerimaan gratifikasi.

Hal ini sebagaimana dakwaan tunggal jaksa penuntut umum KPK, yakni melanggar Pasal 12B Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 65 Ayat 1 KUH Pidana.

Selain itu hakim juga menyatakan, seluruh barang bukti yang berjumlah 510 tetap berada di tangan jaksa KPK.

"Dipergunakan dalam perkara tindak pidana pencucian uang (TPPU) atas nama tersangka Andhi Pramono," lanjut hakim.

Sebelum menjatuhkan putusannya, hakim juga mempertimbangkan hal yang memberatkan dan meringankan atas diri Andhi Pramono.

Baca juga : Andhi Pramono Coba Redam Kasus Di KPK

Hal memberatkan, perbuatan terdakwa tidak membantu program pemerintah dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi.

Kemudian perbuatan terdakwa telah mengurangi kepercayaan publik atau masyarakat terhadap institusi Bea dan Cukai, dan terdakwa tidak mengakui perbuatannya.

Sedangkan hal yang meringankan, terdakwa berlaku sopan di persidangan, serta belum pernah dihukum.

Vonis ini hampir sama dengan tuntutan jaksa yang menuntut Andhi dengan hukuman 10 tahun dan 3 bulan penjara.

Andhi juga dijatuhi pidana denda sebesar Rp 1 miliar subsider 6 bulan kurungan.

Menurut hakim, Andhi menerima gratifikasinya sejak 22 Maret 2012 hingga 27 Januari 2023 dengan nilai total Rp 50.286.275.189,79.

Baca juga : Dipastikan Kejagung, Pengusutan Kasus Korupsi BTS 4G Masih Jalan

Kemudian, ia juga menerima gratifikasi dalam bentuk mata uang asing, yakni 264.500 dolar Amerika Serikat setara Rp 3.800.871.000 dan 409 ribu dolar Singapura atau setara Rp 4.886.970.000.

Sehingga keseluruhan jumlahnya mencapai Rp 58.974.116.189,79.

"Bahwa terdakwa menerima gratifikasi tersebut ada yang secara langsung dan ada pula uang melalui rekening bank," ungkap hakim.

Hakim juga merinci sejumlah rekening bank yang digunakan terdakwa dalam menampung pundi-pundi uang tersebut.

Di antaranya rekening bank atas nama Andhi, yakni Bank Muamalat, Permata, Mandiri, dan BCA.

Selain itu, juga lewat rekening bank BCA milik orang lain yang dikuasainya yakni Rony Faslah, Sia Leng Salem, Kamariah, Ikhsanuddin, Radiman, Nur Kumala Sari, Yanto Andar. Dan satu rekening Bank BNI atas nama Kamariah.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.