Dark/Light Mode

Top! Prof Tjandra Cetak Rekor MURI Penulis Artikel COVID-19 Terbanyak Di Media Massa

Kamis, 4 April 2024 18:38 WIB
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama saat menerima penghargaan Rekor dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) sebagai Penulis Artikel tentang COVID-19 Terbanyak di Media Massa yang diserahkan langsung oleh pendiri MURI, Jaya Suprana di Museum Rekor-Dunia Indonesia di Jakarta, Senin (1/4) lalu. Foto: Dok. Pribadi
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama saat menerima penghargaan Rekor dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) sebagai Penulis Artikel tentang COVID-19 Terbanyak di Media Massa yang diserahkan langsung oleh pendiri MURI, Jaya Suprana di Museum Rekor-Dunia Indonesia di Jakarta, Senin (1/4) lalu. Foto: Dok. Pribadi

RM.id  Rakyat Merdeka - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Tjandra Yoga Aditama menerima penghargaan Rekor dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) sebagai Penulis Artikel tentang Covid-19 Terbanyak di Media Massa.

Penghargaan ini diserahkan langsung oleh pendiri MURI, Jaya Suprana kepada Prof Tjandra di Museum Rekor Dunia Indonesia di Jakarta, pada Senin (1/4) lalu.

Prof. Tjandra mengatakan bahwa ada tiga hal yang mendorongnya untuk menulis banyak artikel tentang Covid-19. Pertama, saat Covid-19 menjadi masalah kesehatan utama, banyak pertanyaan dan informasi yang tidak tepat beredar di masyarakat. 

"Karena itu saya menulis berbagai aspek Covid-19 sesuai perkembangannya dari waktu ke waktu, dengan harapan dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat," kata Prof Tjandra dalam keterangannya kepada RM.ID, Kamis (4/4).

Direktur Pascasarjana YARSI ini menyebutkan 3 sumber yang biasanya dijadikan rujukan dalam artikelnya.

Penghargaan Rekor MURI yang diterima Prof Tjandra Yoga Aditama untuk kategori Penulis Artikel Tentang Covid-19 Terbanyak Di Media Massa.

Baca juga : Pertamina Retail Cetak Rekor MURI Pemeriksaan Kesehatan Mental Pekerja Terbanyak

Pertama, sumbernya dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO. Berdasarkan pengalamannya bekerja di WHO selama 5 tahun, membuatnya yakin kajian yang dihasilkan WHO dapat dipertanggungjawabkan.

Kedua, Prof Tjandra juga kerap mengambil sumber artikelnya dari jurnal ilmiah kedokteran dan kesehatan yang terbit di masa pandemi Covid-19, dan juga rekomendasi organisasi ternama lainnya seperti Center for Diseases Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, CDC dari beberapa negara lain serta organisasi internasional seperti GAVI, CEPI dan lainnya.

Terakhir, sumber tulisan ketiga Prof. Tjandra adalah dari dalam negeri, baik dari pengalaman klinik di lapangan maupun publikasi resmi Kementerian Kesehatan dan organisasi profesi kedokteran.

"Seperti dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dimana saya adalah Ketua Majelis Kehormatannya dan lainnya," imbuhnya.

Ia melanjutkan, alasan kedua yang mendorong Prof Tjandra menulis banyak artikel tentang Covid-19 adalah karena banyaknya wartawan yang menghubunginya untuk menanyakan berbagai aspek tentang Covid-19. Ia kemudian mengemas penjelasannya dalam bentuk artikel agar mudah diakses oleh publik.

Baca juga : Prof Tjandra Hadiri Pertemuan WHO Di Jenewa, Ini Yang Dibahas

"Khususnya kalau ada perkembangan baru, kenaikan kasus, ada vaksin baru, varian baru dan lain-lain. Nah penjelasan ke rekan-rekan wartawan ini lalu saya kemas dalam bentuk artikel sehingga mudah-mudahan lebih banyak publik yang dapat mengaksesnya," tandasnya.

Alasan ketiga, kata Prof. Tjandra, ia mengaku memang senang menulis artikel di media massa. Sejak tahun 1980, ia sudah menulis di koran nasional saat bertugas di Puskesmas di Riau, yang waktu itu belum dapat ditempuh dengan jalan darat.

"Maka saya mulai menulis dan dimuat di koran nasional, senang sekali saya sebagai dokter muda ketika itu," ungkapnya.

Prof. Tjandra juga mengucapkan terima kasih kepada redaksi Rakyat Merdeka, salah satu media nasional yang telah memuat banyak artikelnya. 

"Pada kesempatan ini saya berterimakasih kepada redaksi Rakyat Merdeka yang telah memuat cukup banyak artikel saya, yang kemudian rupanya tercatat dan diapresiasi dalam bentuk Rekor MURI ini," tutur mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara.

Baca juga : Prof. Tjandra Jelaskan 3 Hal Penting Terkait Wolbachia Singapura Dan WHO

Ia berharap upayanya dalam memberi pencerahan kesehatan ke publik dapat meningkatkan derajat kesehatan bangsa.

Selamat Prof!

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.